Page 88 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 88

Lubukrantau,  Uskup  mengabulkan  proposal  Wis  untuk  bertugas  menangani

                        pertanian di Lubukrantau. Namun tak lupa setiap satu pekan dalam sebulan, Wis
                        membantu Pater Wasternberg memberikan khotbah.

                             Ketika dua minggu berada di Prabumulih untuk mengurus Pater Wasternberg

                        yang sakit, ibu Argani menemui Wiss dan mendapatkan kabar yang mengejutkan
                        darinya bahwa rumah kurungan Upi sudah dijebol seseorang. Gadis 21 tahun itu

                        telah diperkosa. Ketika Wis melihat ke kandangnnya, Upi memang tidak terlihat
                        seperti  seorang  korban  perkosaan  yang  traumatis.  Upi  masih  tampak  riang  dan

                        tersenyum, seolah-olah sesuatu hal besar tak terjadi pada dirinya. Namun hal yang

                        sangat dikhawatirkan oleh Wis adalah jika Upi menjadi hamil akibat perkosaan itu.
                        Kabar mengejutkan lainnya datang dari Anson bahwa menara kincir pembangkit

                        listrik  mini  pembuat  asap  ada  yang  merobohkan.  Padahal  menara  kincir  itu
                        dibangun Wiss tiga tahun lalu besama warga untuk memberikan segala kemudahan

                        bagi  masyarakat,  seperti  penerangan  kampung-kampung  dan  segala  kebutuhan
                        yang  berkaitan  dengan  peralatan  elektronik.  Anson  meyakini  peristiwa

                        pemerkosaan terhadap Upi dan robohnya kincir pembangkit listrik adalah bentuk

                        teror  dari  orang-orang  yang  ingin  merebut  lahan  transmigrasi  Sei  Kumbang.
                        Mereka dengan sengaja menakut-nakuti agar warga transmigran mau menyerahkan

                        lahan itu kepada mereka.
                             Hati Wis merasa teriris, dan kemudian tercenung atas kejadian itu. Badannya

                        terasa lemas ketika menyaksikan kerusakan yang parah pada kincir pembangkit

                        listrik. Turbinnya habis dihancurkan seperti menggunakan kapak. Padahal kincir itu
                        sudah sangat banyak membantu warga transmigran dalam upaya menjalankan roda

                        kehidupan  mereka  selama  tiga  tahun  di  Sei  Kumbang.  Tak  terasa  tetesan  air
                        mengalir dari sudut mata Wis. Wis merasa tak percaya dengan perbuatan orang-

                        orang yang telah tega menghancurkan kincir mereka. Wis masih ingat ketika orang-

                        orang dari PT Anugrah Lahan Makmur (ALM), setahun lalu sempat mendatangi
                        warga. Mereka memaksakan kehendaknya terhadap masyarakat Sei Kumbang.

                             Mereka  datang  dengan  mengatasnamakan  SK  gubernur  bahwa  lahan  dari
                        warga  Sei  Kumbang  merupakan  salah  satu  yang  bakal  dijadikan  sebagai







                                                                                                     82
   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93