Page 9 - Al Ashri Edisi 43
P. 9
SENI budaya
Oleh Adla Badzlani Zahirah (7G)
Pesan Ibu
Dengan senang hati diterimanya uang
itu. Lalu, dia bergegas ke luar restoran dan
memberikan uang pemberian tadi kepada
pengemis yang berada di depan restoran. Si
pemuda memerhatikan dengan saksama. Dia
merasa heran dan sedikit tersinggung. Ia langsung
menegur.
“Hai, adik kecil, kenapa uangnya kamu
berikan kepada orang lain? Kamu berjualan kan
uatu hari, tampak seorang pemuda untuk mendapatkan uang? Kenapa setelah uang
tergesa-gesa memasuki restoran karena ada di tanganmu, malah kamu berikan ke si
Skelaparan sejak pagi belum sarapan. Setelah pengemis itu?”
memesan makanan, seorang anak penjaja kue “Om, saya mohon maaf. Jangan marah,
menghampirinya. ya. Ibu saya mengajarkan kepada saya untuk
“Om, beli kue. Masih hangat dan enak mendapatkan uang dari usaha berjualan atas jerih
rasanya!” payah sendiri, bukan dari mengemis. Kue-kue ini
“Tidak, Dik. Saya mau makan nasi saja,” kata dibuat oleh ibu saya sendiri dan ibu pasti kecewa,
si Pemuda menolak. marah, dan sedih, jika saya menerima uang dari
Sambil tersenyum si anak pun berlalu dan Om bukan dari hasil menjual kue. Tadi Om
menunggu di luar restoran. Melihat si pemuda bilang, uang sedekah, maka uangnya saya berikan
telah selesai menyantap makanan, si anak kepada pengemis itu,” si pemuda merasa takjub
menghampiri lagi dan menyodorkan kuenya. dan menganggukan kepala tanda mengerti.
Si pemuda sambil beranjak ke kasir hendak “Baiklah, berapa banyak kue yang kamu bawa?
membayar makanan berkata, “Tidak, Dik. Saya Saya borong semua untuk oleh-oleh,” si anak pun
sudah kenyang.” segera menghitung dengan gembira.
Sambil terus mengikuti si pemuda, si anak Sambil menyerahkan uang, si pemuda
berkata, “Kuenya bisa dibuat oleh-oleh pulang, berkata, “Terima kasih, Dik atas pelajaran hari
Om.” ini. Sampaikan salam saya kepada ibumu.”
Dompet yang belum sempat dimasukkan ke Walaupun tidak mengerti tentang pelajaran
kantong pun dibukanya kembali. Dikeluarkannya apa yang dikatakan si pemuda, dengan gembira
dua lembar ribuan dan ia menyodorkan ke anak diterimanya uang itu sambil berucap, “Terima
penjual kue. kasih, Om. Ibu saya pasti akan gembira sekali.
“Saya tidak mau kuenya. Uangnya ini anggap Hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat
saja sedekah dari saya.” berarti bagi kehidupan kami.”
7
ed
edisi 43isi 43