Page 5 - LKPD Teks Editorial Fatwa Rohhayati
P. 5

Kegiatan Peserta Didik


















          Bacalah teks editorial berikut!






                                                                               Kerja Panjang Mitigasi Banjir



          Bangsa ini terhitung masih tidak berdaya mengantisipasi bencana banjir dan tanah longsor. Tiap

          tahun  bencana  Hidrometeorologi  itu  rutin  menghampiri  daerah-daerah  di  seantero  tanah  air.
          Tidak ada satupun tahun berlalu tanpa timbulnya korban jiwa yang dipicu curah hujan tinggi. Lalu

          apakah  banjir  benar-benar  diakibatkan  ulah  manusia?  Siapakah  yang  patut  disalahkan  akan

          kejadian ini?




          Berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tidak kurang dari 728 jiwa
          melayang akibat bencana, kebanyakan disebabkan oleh banjir, cuaca ekstrem dan tanah longsor.

          Dari  total  3092  kejadian  bencana,  sebanyak  1298  kejadian  merupakan  bencana  banjir,  804

          bencana  cuaca  ekstrem,  dan  632  bencana  tanah  longsor  sisanya  berupa  bencana  kebakaran

          hutan dan lahan, gelombang pasang dan abrasi, gempa bumi, kekeringan dan erupsi gunung api.

          Badan  Meteorologi  Klimatologi  dan  Geofisika  (BMKG)  sejak  akhir  September  berulang  kali

          mengeluarkan  peringatan  dini  agar  warga  mewaspadai  potensi  cuaca  ekstrem.  Yang  terbaru,
          BMKG memperingatkan curah hujan tinggi pada 7 hingga 8 Oktober 2022. Saat ini diindikasikan

          terdapat perubahan atmosfer yang dapat berdampak pada peningkatan curah hujan dibeberapa

          wilayah Indonesia.




          Peringatan  BMKG  dapat  menjadi  acuan  untuk  kesiagaan  jangka  pendek  akan  tetapi  yang  lebih

          penting  adalah  mengefektifkan  upaya  pencegahan  dalam  jangka  panjang.  Mitigasi  bencana
          mestinya  tidak  menunggu  sampai  bencana  banjir  dan  tanah  longsor  menjadi  langganan  daerah

          yang bersangkutan lebih parah lagi jika sudah langganan. Alih-alih berupaya keras mencegahnya

          terulang, toleransi terhadap bencana ekologi justru meningkat. Dalam mitigasi bencana, otoritas

          di daerah masih menekankan pada penanganan ketika bencana telah terjadi bukan yang sifatnya

          tindakan  pencegahan.  Hal  itu  terbukti  dengan  terus  berulangnya  bencana  banjir  dan  tanah
          longsor  setiap  tahun  di  wilayah  yang  sama.  Oleh  sebab  itu,  mitigasi  bencana  Hidrometeorologi

          bukan  sekedar  persiapan  instan  semacam  memindahkan  perabotan  rumah  ke  lantai  atas  atau

          menyiagakan ratusan petugas dengan pompa-pompa air.




          Antisipasi banjir dan tanah longsor memerlukan kerja pencegahan yang panjang dan kerap harus
          dilakukan  sepanjang  tahun.  Mulai  dari  mengeruk  sungai,  waduk,  merawat  saluran  air,

          memperbanyak penampungan dan tempat serapan air hingga penataan ulang ruang wilayah itu

          tugas  pemerintah.  Lebih  jauh  kedepan,  visi  pembangunan  yang  memperhatikan  kelestarian

          lingkungan  harus  diperkuat.  Kesampingkan  kepentingan-kepentingan  ekonomi  sesaat  bila

          kepentingan  itu  merusak  ekologi.  Pembangunan  ekonomi  berkelanjutan  yang  ramah  lingkungan
          bukan  semata  untuk  kemaslahatan  penduduk  saat  ini  melainkan  juga  demi  masa  depan  anak  -

          cucu Bangsa Indonesia kelak.



          (Sumber: https://mediaindonesia.com/editorials/detail_editorials/2782-kerja-panjang-mitigasi-banjir)











































                                                                                                                                                                                               5



  Teks Ediorial
   1   2   3   4   5   6   7   8   9