Page 102 - Keanekaragaman Hayati Kelas X
P. 102

Pengelolaan  keanekaragaman  hayati  di  Indonesia  dilindungi  secara  hukum
           menurut undang-undang terkait. Terdapat sekitar 10 materi undang-undang yang terkait

           dengan pengelolaan keanekaragaman hayati di Indonesia, diantaranya:
                Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

                Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya

               Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan melalui kegiatan :
           (i) perlindungan sistem penyangga kehidupan; (ii) pengawetan keanekaragaman jenis

           tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya; serta (iii) pemanfaatan secara lestari sumber
           daya  alami  hayati  dan  ekosistemnya.  Sistem  penyangga  kehidupan  merupakan  satu

           proses  alami  dari  berbagai  unsur  hayati  dan  nonhayati  yang  menjamin  kelangsungan
           kehidupan makhluk.

                         Untuk  mewujudkan  tujuan  pengelolaan  keanekaragaman  hayati,  Pemerintah
           menetapkan salah satunya pengaturan cara pemanfaatan wilayah perlindungan sistem

           penyangga  kehidupan.  Wilayah  sistem  penyangga  kehidupan  yang  mengalami
           kerusakan secara alami dan/atau oleh karena pemanfaatannya serta oleh sebab- sebab

           lainnya diikuti dengan upaya rehabilitasi secara berencana dan berkesinambungan.









                Undang-Undang  Nomor  5  Tahun  1994  tentang  Pengesahan  United  Nations

                Convention  on  Biological  Diversity  (Konvensi  Perserikatan  Bangsa  Bangsa
                Mengenai Keanekaragaman Hayati)

                  Keanekaragaman hayati di dunia, khususnya di Indonesia, berperan penting untuk

            berlanjutnya  proses  evolusi  serta  terpeliharanya  keseimbangan  ekosistem  dan  sistem
            kehidupan biosfer. Manfaat kebijakan ini bagi Indonesia berupa:

                Setiap  pihak  wajib  memberlakukan  upaya-upaya  legislative,  administrative,  dan
                kebijakan,  bila  diperlukan  untuk  memungkinkan  peran  serta  yang  efektif  dalam

                kegiatan  penelitian  bioteknologi  yang  dilakukan  para  pihak,  khususnya  negara-
                negara  berkembang  yang  menyediakan  sumber  daya  genetik  bagi  penelitian

                tersebut dan bila layak;
                Setiap  pihak  wajib  melakukan  upaya  praktis  untuk  mendorong  dan

                mengembangkan akses prioritas dengan dasar adil oleh para pihak terutama negara
                – negara berkembang kepada hasil dan keuntungan yang timbul dari bioteknologi

                yang  didasarkan  sumber  daya  genetik  yang  disediakan  oleh  para  pihak-pihak

                tersebut. Akses semacam itu harus didasarkan persyaratan yang disetujui bersama;
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107