Page 9 - Majalah POM Edisi 3 2019
P. 9

Laporan Utama






               Dalam melakukan penindakan pun, Badan POM tidak   suatu obat ditetapkan dalam proses pemberian izin edar, maka
               memiliki kewenangan penuh. Para Penyidik Pegawai Negeri   akan lebih tepat penggolongan suatu obat dilakukan oleh
               Sipil (PPNS) hanya dapat melakukan aksinya bersama dengan   Badan POM, dan evaluasi obat digolongkan dalam beberapa
               apparat  penegak hukum, antara lain  Kepolisian. Proses   kelompok berdasarkan pertimbangan tingkat risiko.
               seperti penyelidikan, penindakan, penyitaan, pengamanan,
               penangkapan, hingga penyelesaian kasus perkara di meja   Mendorong daya saing bangsa
               hukum, masih abu-abu bagi Badan POM untuk bisa dilakukan   Daya saing bangsa adalah hal yang tidak bisa ditawar di era
               secara mandiri. PPNS Badan POM belum memiliki perangkat   globalisasi saat ini. Indonesia harus dapat menjadi pemain
               kewenangan  yang  paripurna  untuk menjalankan  tugasnya   utama  dalam  kancah  global,  menjadi  produsen  bukan  hanya
               secara sempurna. Maka dari itu, penguatan kewenangan PPNS   konsumen. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan mempercepat
               Badan POM sangatlah mutlak diperlukan agar dapat bekerja   segala perizinan secara komprehensif, mendorong para pelaku
               secara optimal. Hal tersebut tertuang dalam RUU POM yang   usaha untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik agar
               sedang dibahas oleh Pemerintah dan DPR, termasuk di   mampu bersaing di pasar dalam dan luar negeri.
               dalamnya pengaturan tentang sanksi yang menbuat efek jera   Pada RUU POM, kewenangan terkait perizinan Obat dan
               bagi para pelaku kejahatan.
                                                                 Makanan yang sebelumnya tersebar di beberapa kementerian,
               Tidak hanya itu, berkembang pesatnya kemajuan teknologi juga   akan dilimpahkan kepada Badan POM  untuk mempercepat
               berpengaruh bagi dunia bisnis penjualan Obat dan Makanan.   semua aspek pengawasannya. Melalui RUU ini, Badan POM akan
               Banyak produk Obat dan Makanan ilegal yang dijual melalui   memiliki wewenang dalam mengatur perizinan industri farmasi,
               marketplace  secara  e-commerce.  Belum ada regulasi  yang   wewenang mengenai standar bahan baku baru untuk obat,
               secara jelas dan gamblang menjabarkan terkait pengaturan   hingga perizinan produk.
               penjualan Obat dan Makanan secara daring. Disinilah UU POM   Pemanfaatan kekayaan herbal Indonesia juga perlu didorong
               menjadi solusi untuk menjawab tantangan peredaran Obat dan   dengan hilirisasi, sehingga penelitian studi ilmiah dapat
               Makanan  online. Semua akan diatur, mulai dari pengawasan   bertransformasi menjadi produk skala industri. Badan POM telah
               hingga persyaratan teknis mengenai izin iklan.
                                                                 menginisiasi pembentukan Satgas Percepatan Pengembangan
                                                                 dan Pemanfaatan Jamu dan Fitofarmaka. Tujuan utamanya agar
               Membangun masyarakat cerdas dan sehat             obat tradisional Indonesia mampu berdaya saing global.
               Sistem pengawasan Obat dan Makanan  terdiri dari tiga
               lapis  yakni pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat.   Ketua Dewan Pembina Gabungan Pengusaha Jamu Indonesia
               Ketiganya merupakan sistem utuh  yang saling melengkapi   (GP Jamu), Charles Saerang mengungkapkan bahwa Badan
               dalam mewujudkan Obat dan Makanan aman, bermanfaat,   POM selama ini telah membantu dan membina industri jamu
               dan bermutu bagi semua. Masyarakat dapat membentengi   di Indonesia. Menurutnya, sebagai regulator, wewenang Badan
               dirinya dengan menjadi konsumen cerdas dalam memilih dan   POM untuk jamu harus ditambah untuk melakukan pembinaan
               memilah Obat dan Makanan yang mereka konsumsi.    jamu dalam RUU ini.
               Badan POM dalam hal ini berperan sebagai “enabler” untuk   Sementara Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman
               menjadikan masyarakat cerdas dan sehat. Komunikasi,   Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi Lukman berpendapat bahwa
               informasi dan edukasi terus dilakukan secara berkelanjutan   Badan POM seharusnya  yang memegang  wewenang tunggal
               baik melalui sosialisasi, kampanye-kampanye positif di pusat   kebijakan  satu pintu  dalam  hal pengawasan.  Hal ini  perlu
               keramaian, pameran informasi, hingga pemanfaatan sosial   diperjelas karena saat ini pengawasan keamanan pangan di
               media dalam edukasi publik.                       Indonesia terpencar di banyak institusi, baik pusat maupun
                                                                 daerah. Setiap lembaga memiliki batas kewenangannya dalam
               RUU POM juga mengatur terkait jenis obat. Dalam RUU   menilai pangan olahan. Dibutuhkan kebijakan satu pintu untuk
               ini, obat hanya dibagi menjadi dua jenis  yaitu harus   mengawasi proses dari hulu ke hilir. Dengan kewenangan yang
               dengan resep dokter dan tidak menggunakan resep dokter.   terpusat dan diatur dengan jelas dalam RUU ini, Badan POM
               Sebelumnya diketahui ada 4 golongan obat berdasarkan   dapat membangun sistem pengawasan yang lebih kuat untuk
               warna logo lingkaran. Dengan adanya RUU ini, penggolongan   mendorong  industri  Obat  dan  Makanan  yang  tangguh  dan
               disederhanakan,  sehingga  masyarakat  lebih  mudah  mendukung daya saing ekspor.
               membedakannya dengan sangat jelas.
               Penggolongan obat dimaksudkan untuk melindungi    Pengawasan Full Spectrum
               kesehatan dan keselamatan masyarakat berdasarkan tingkat   Pada akhirnya masyarakat akan merasakan hasil pengawasan
               risiko keamanan obat bila digunakan pasien. Penggolongan   Obat dan Makanan secara  full spectrum oleh Badan POM.
               suatu obat dapat berubah ke tingkat risiko yang lebih aman   Dimulai dari hulu ke hilir, dari proses produksi hingga distribusi,
               bila dalam penggunaanya selama bertahun-tahun tidak   dimulai dari pembuatan standar hingga penilaian, pengawasan
               ditemukan efek samping yang membahayakan atau dapat ke   sebelum beredar hingga saat beredar, dari pembinaan hingga
               tingkat risiko yang harus diwaspadai.             penindakan, dan dari wilayah terkecil hingga kota besar. Semua
                                                                 akan terlaksana secara komprehensif dengan hadirnya UU
               Badan POM adalah lembaga yang melakukan evaluasi terhadap   POM  yang memberikan penguatan bagi kelembagaan dan
               keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu sebelum diterbitkan izin   proses bisnis yang dilaksanakan Badan POM.
               edar. Dengan pertimbangan bahwa penetapan penggolongan



               Majalah Pengawasan Obat dan Makanan                                                          / 09
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14