Page 13 - HAJAR RAHMANITA TUGAS MEDIA
P. 13
Pelopor dan Perkembangan Reformasi Gereja
Sosok yang berdiri dibelakang reformasi gereja adalah
Martin Luther (1483-1546) seorang pastor dan guru besar
Universitas Wittenberg di Jerman. Sebelumnya beliau adalah
biarawan. Sekalipun demikian, Lutter melihat ada beberapa hal
yang janggal dengan ajaran agama dalam Gereja Katolik. Salah
satunya adalah praktik jual-beli indulgensi (pengakuan dosa).
Seharusnya, pengakuan dosa bukanlah hal yang diperjualbelikan.
Awalnya Martin Lutter tidak ingin mendirikan gereja sendiri.
Lutter hanya ingin melakukan reformasi dalam gereja, akibat
pikirannya yang berbeda dari para pemimpin gereja saat itu,
dirinya dianggap sebagai pembawa ajaran sesat. Anggapan inilah
yang mendorong Martin Luther dan pengikutnya untuk
mendirikan gereja sendiri. Ajaran baru itulah yang akhirnya
disebut dengan Protestanisme.
Gerakan Martin Luther ini ternyata berdampak pada
melemahnya kekuasaan Paus (pemimpin tertinggi Gereja Katolik).
Kedudukan Paus, saat itu tidak hanya sebagai pemimpin gereja,
namun juga berhasil membawahi banyak kerajaan di Eropa.
Luther berpendapat bahwa, gereja seharusnya mengakui
kekuasaan para pemimpin negara. Gagasan lutter ini banyak
mendapat dukungan dari para penguasa negara. Dengan
demikian, mereka menghendaki adanya pemisahan kekuasaan
antara negara dan agama. Hal ini akhirnya mendorong peran
negara menjadi semakin kuat karena melahirkan feodalisme,
nasionalisme dan separatisme. Alhasil, kekuasaan Gereja Katolik
Roma mulai perlahan mulai melamah dan runtuh.
13