Page 24 - HUTANG JANGKA PENDEK KELOMPOK 8 fixxx
P. 24

Liabilitas Jangka Panjang yang akan Jatuh Tempo periode berikutnya (Current

                     portion  of  longterm  liability)  tetap  diklasifikasikan  sebagai  liabilitas  jangka

                     pendek

                     Entitas harus menunjukkan kemampuan untuk melengkapi proses pembiayaan ulang.

                      Hutang tersebut dibiayai ulang sebelum laporan keuangan diluncurkan, atau

                      Entitas menandatangani perjanjian pebiayaan ulang.




               Contoh:  Pada  tanggal  1  Januari  2002,  PT  ABC  memiliki  hutang  jangka  panjang  sebesar
               Rp200.000.000,00 dengan jangka waktu 5 tahun dan diangsur setiap tanggal 1 Januari. Maka pada

               31 Desember 2002 akan dibuat jurnal:



                  Tanggal                  Keterangan                       Debit               Kredit

                 Des     31    Hutang Jangka Panjang                 Rp40.000.000,00
                                   Bag, Hut. Jangka Panjang Jatuh                         Rp40.000.000,00

                                   Tempo (mengakui hutang jangka

                                   panjang yang jatuh tempo dalam
                                   tahun ini)



               Penyajian Hutang Lancar dalam Neraca
                       Menurut PSAK No.1 suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek,

               jika: (a) diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan;
               atau (b) jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca. Semua kewajiban di

               lluar itu harus diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang.
                       Hutang lancar adalah kelompok hutang yang harus dilaporkan paling atas dalam neraca.

               Dalam kelompok ini, setiap jenis hutang dicantumkan secara terpisah dan informasi mengenai

               jangka waktu utang wesel serta informasi penting lainnya harus diungkapkan dalam catatan atas
               laporan  keuangan.  Cara  penyajian  yang  umum  dalam  praktik  adalah  dengan  mencantumkan

               hutang wesel paling atas kemudian hutang dagang, dan berikutnya utang lancar lainnya. Contoh
               pelaporan sebagai berikut:




                                                                                                           15
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29