Page 17 - EBOOK SEJARAH PROKLAMASI INDONESIA
P. 17

perjuangan di tembok-tembok, kereta api, trem. Semboyan tersebut antara lain:
                   “Merdeka atau mati, “Sekali Merdeka tetap merdeka”.


                   2.  Rapat raksasa di lapangan Ikada (19 September 1945)

                       Setelah  proklamasi  kemerdekaan  Indonesia  dikumandangkan  tanggal  17
                   Agustus  1945,  pada  19  September  1945,  para  pemuda  Jakarta  dipelopori  oleh
                   Komite Van Aksi Menteng 31 merencanakan menggerakkan massa dalam suatu
                                                             rapat  raksasa  di  Lapangan  Ikada  (Ikatan
                                                             Atletik  Djakarta)  dengan  tujuan  agar
                                                             Presiden  Sukarno  berbicara  langsung  di
                                                             hadapan rakyat. Lapangan Ikada terletak
                                                             di  bagian  selatan  Lapangan  Monas

                                                             (Monumen          Nasional)        sekarang.
                                                             Penjagaan  tentara  Jepang  sangat  ketat,
                                                             tetapi  tidak  menggoyahkan  rakyat  untuk
                                                             menghadirinya.  Presiden  Sukarno  tidak
                   jadi  berpidato  dan  hanya  menyampaikan  beberapa  pesan  singkat,  antara  lain
                   meminta rakyat supaya percaya pada pemimpin dan pulang dengan tenang.

                   Makna dari rapat raksasa di Lapangan Ikada:

                   a. Berhasil mempertemukan pemerintah RI dengan rakyatnya.

                   b. Perwujudan kewibawaan pemerintah RI di hadapan rakyat.


                   c.  Berhasil  menggugah  kepercayaan  rakyat  akan  kekuatan  bangsaIndonesia
                   sendiri.

                   3. Insiden bendera di Surabaya

                       Pada hari yang sama, ialah tanggal 19 September
                   1945  di  Surabaya  terjadi  suatu  peristiwa  yang
                   kemudian  terkenal  dengan  sebutan  “Insiden
                   Bendera”.  Insiden  Bendera  terjadi  karena  tindakan
                   beberapa orang Belanda yang mengibarkan bendera

                   Belanda (Merah Putih Biru) pada tiang di atas Hotel
                   Yamato,       Tunjungan.        Tindakan       tersebut
                   menimbulkan  kemarahan  rakyat  Surabaya,  yang
                   kemudian  menyerbu  Hotel  Yamato  untuk  menu-
                   runkan  bendara  Belanda  tersebut  dan  merobek
                   yang  berwarna  biru.  Kemudian  menaikkan  nya
                   kembali sebagai bendera Merah Putih.
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22