Page 22 - ecomagazine
P. 22

BIOMASI




                          “KING OF KRAKATAU”


                                      Indonesia        kaya       akan          eksplosif, salah satu con-
                                      gunung berapi serta gempa                 tohnya gunung Krakatau

                                      tektoniknya, karena berada                yang berada di Selat Sunda
                                      dalam  Ring of Fire  antara               (Tantri,     2014).      Letusan

                                      lempengan         Asia        dan         Gunung Krakatau terjadi
                                      Indo-Asia juga Pasifik. Se-               pada  tahun  1883  merupa-

                                      bagian       besar       gunung           kan letusan yang sangat
                                      berapi di Indonesia memili-               dahsyat di dunia pada saat

                                      ki letusan yang besar dan                 itu,







                   Kompleks  gunung  api  Krakatau
                   terdiri atas  empat pulau, yaitu
                   Rakata,  Sertung,  Panjang,  dan

                   Anak Krakatau. Komplek gunung

                   Krakatau  tidak  dihuni  oleh  pen-
                   duduk,  tetapi menarik  perhatian
                   wisatawan serta para ahli peneliti

                   gunung api sebagai objek peneli-

                   tian atau untuk menikmati keinda-
                   han (Sutawidjaja, 2006).



                    Banyak sekali peneliti negara

                    lain yang menarik perhatian
                    untuk  melakukan  penelitian  veg-

                    etasi     pasca-erupsi         Krakatau
                    yang dilakukan oleh para ilmuan

                    seperti  Treub (1886), Verbeek
                    (1886); Backer (1888); Valeton
                                                                        Gambar  19 Pemulihan  setelah  gangguan
                    (1905),  Ernst  (1907), Ter  Braake                 berskala  besar. Mengalami suksesi ekologi
                    (1945); hingga Mohr (1945)                          setelah terjadi meletusnya Gunung Krakatau

                    (Rahman, 2019).                                     pada Tahun 1833 di Selat Sunda.
                                                                        [Sumber:https://www.wijatnikaika.id/2018/03/
                                                                        krakataupesan-bagi-indonesia-dan-dunia.html]
     21 ECOMAGAZINE
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27