Page 55 - Modul K3LH Kelas X Semester Gasal
P. 55
KESELAMATAN KESEHATAN KERJA & LINGKUNGAN HIDUP(K3LH)
ESEHATAN KESELAMATAN KERJA & LINGKUNGAN HIDUP(K3LH)
KELAS X
B. Global Harmonized
System (GHS)
Sistem Harmonisasi Global yang diberi nama GHS bermula dari pertemuan METI
(Ministry of Economic Trade and Industry) di Jepang yang kemudian berlanjut ke pertemuan
tingkat Internasional di berbagai tempat seperti Rio de Janeiro dan Jenewa. Hasil pertemuan
Internasional tersebut akhirnya menyepakati untuk membentuk satu sistem global dalam hal
komunikasi bahaya yaitu: Klasifikasi Bahaya, MSDS, dan Label / Penandaannya. Dalam hal
ini, PBB menunjuk UNITAR (United Nations Institute for Training and Research) dibawah
payung ILO sebagai koordinator proyek GHS di seluruh negara di dunia dimana di tergetkan
tahun 2006 untuk perubahan amandemen peraturan lokal yang terkait dengan GHS dan tahun
2008 untuk pelaksanaan sistem implementasi secara menyeluruh di seluruh negara di dunia.
APEC sebagai organisasi regional Asia Pasifik telah menyepakati untuk menerapkan
sistem GHS di seluruh negara anggotanya termasuk salah satunya adalah Indonesia. Indonesia
bahkan dipromosikan menjadi salah satu pilot country project untuk pelaksanaan GHS di
Asia Pasifik khususnya di tingkat ASEAN. Keberadaan GHS di Indonesia tentunya akan
membawa berbagai keuntungan antara lain karena dengan adopsi sistem GHS, maka
Indonesia akan memiliki standar penentuan klasifikasi bahaya bahan kimia yang selama ini
ada di Indonesia namun terdapat beberapa klasifikasi yang berbeda antar Kementerian /
Departemen. Selain itu juga Indonesia akan memiliki standar sistem penandaan / labelling
bahan kimia yang seragam, dimana diharapkan tidak akan ada perbedaan lagi dalam hal
penandaan bahan kimia antar sektoral maupun instansi. Terakhir adalah format MSDS akan
diseragamkan di Indonesia yaitu menggunakan format GHS yang terdiri dari 16 sections /
bagian. Diharapkan dengan adanya sistem ini, seluruh instansi dan sektoral terkait akan
menggunakan satu sistem yang sama dan tidak akan ada lagi perbedaan sistem yang
digunakan.
Selain keuntungan diatas, beberapa keuntungan lain dari adopsi GHS di Indonesia
adalah mempermudah arus perdagangan bahan kimia secara global baik impor maupun
ekspor, dan juga akan membantu dan mempermudah dalam menghambat perdagangan bahan
kimia terlarang yang tidak boleh diperjual belikan. Selain itu, tujuan utama GHS adalah juga
untuk melindungi pekerja, lingkungan hidup, dan umat manusia secara umum.
Kesulitan dan tantangan serta hambatan yang ada di Indonesia terkait aplikasi GHS
antara lain disebabkan oleh beberapa hal antara lain:
• Terbatasnya tenaga ahli khususnya dalam ruang lingkup klasifikasi bahan kimia dan
komunikasi bahaya
• Kurangnya pengetahuan yang menyebabkan kurangnya kewaspadaan terhadap resiko dan
bahaya bahan kimia
• Kurangnya pemenuhan informasi saintifik untuk mengevaluasi bahaya yang diakibatkan
oleh penggunaan berbagai bahan kimia.
SUMBER INFORMASI 46
KESELAMATAN