Page 26 - Materi-Workshop-Wirausaha-IT
P. 26
Taman Bacaan Excellent http://www.excellent. or.id Halaman 24 dari 56 Halaman
sisi perencanaan keuangan, hobby yang menjadi jalur usaha merupakan pilihan paling
keren dan paling mudah untuk diambil. Hobby saya misalnya ngoprek komputer, saya
tidak merasa sukar dan lelah meskipun kadang bekerja hingga larut malam. Hobby
sebagai pekerjaan juga biasanya menarik karena bisa dibilang kita tahu persis apa yang
kita butuhkan.
2. Kemampuan. Mungkin kita punya latar belakang pendidikan kimia namun ternyata
punya kemampuan dan passion dibidang seni, mungkin ada baiknya mencoba
mengembangkan bakat dan kemampuan tersebut untuk jenis usaha yang hendak
ditekuni.
3. Kebutuhan. Jika kita jeli, kebutuhan kita sebenarnya bisa menjadi ide bisnis dan jenis
usaha yang hendak dijalani. Misalnya badan saya saat ini gendut dan jika saya hendak
fitness, saya tidak tahu mau menjalani fitness jenis apa. Saya juga cenderung pemalu,
takut seperti orang udik atau kampungan yang nyasar ke tempat fitness.
Mungkin akan baik jika saya mengembangkan usaha fitness yang bisa memberikan
program berdasarkan target spesifik dari peminat. Misalnya untuk orang gendut, saya
bisa mmebuatkan program, target penurunan berat badan 10 kg dalam waktu 1-2 bulan.
Nanti peserta bisa menjalani program yang saya berikan, mulai dari kebiasaan makan,
latihan ringan, latihan kebugaran dan lain-lain.
4. Lingkungan. Lingkungan bisa menjadi sumber inspirasi jenis usaha yang hendak
diambil. Jika lokasi tempat tinggal kita dekat dengan sekolah, fasilitas umum atau yang
lain, kita bisa membuat layanan bisnis fotocopy, makanan dan minuman untuk anak-anak
sekolah atau warnet dan rental komputer
3.4 Kekhawatiran Saat Hendak Berpindah ke Jalur Wirausaha
3.4 Kekhawatiran Saat Hendak Berpindah ke Jalur Wirausaha
Beberapa hari yang lalu saya sempat ditanya oleh adik saya, Marsan “Qchen” Susanto :
“Kira-kira baiknya berhenti kerja dan fokus mengurus toko atau gimana ya?”
Qchen saat ini pekerjaannya merangkap. Ia menjadi komisaris di Excellent sekaligus
bekerja disebuah perusahaan media di Sunter. Beberapa waktu yang lalu ia membuka sebuah
toko kelontong di dekat rumahnya. Ternyata toko ini cukup pesat perkembangannya sehingga ia
terpikir untuk fokus mengurus toko saja dan melepaskan pekerjaan di perusahaan media. Selain
jaraknya cukup jauh (Tambun-Sunter sekitar 1.5 jam naik sepeda motor), tidak ada lagi teman-
teman yang bekerja disana karena teman-teman lainnya sudah mengundurkan diri.
Jawaban saya sederhana, yang bisa menjawab hal tersebut ya Qchen sendiri. Cara
termudah menentukan keputusan adalah dengan membandingkan pendapatan tetap dari
pekerjaan dengan pendapatan di toko. Jika pendapatan ditoko minimal sama (dan sebaiknya
lebih besar) dari pendapatan di pekerjaan, dan itu sudah bersifat permanen/stabil, pilihan untuk
meninggalkan pekerjaan semestinya bukan sebuah pilihan yang terlalu sulit.
Share Pengalaman Wirausaha/Bisnis IT