Page 25 - filosofi kihajar
P. 25

‘pamong’  dapat  memberikan  ‘tuntunan’  agar  anak  dapat

                                   menemukan kemerdekaannya dalam belajar.

                                                            ●      KHD    juga    mengingatkan       para
                                   pendidik  untuk  tetap  terbuka  namun  tetap  waspada  terhadap
                                   perubahan-perubahan yang terjadi, “waspadalah, carilah barang-

                                   barang  yang  bermanfaat  untuk  kita,  yang  dapat  menambah

                                   kekayaan  kita  dalam  hal  kultur  lahir  atau  batin.  Jangan  hanya
                                   meniru. Hendaknya barang baru tersebut dilaraskan lebih dahulu”.

                                   KHD  menggunakan  ‘barang-barang’  sebagai  simbol  dari
                                   tersedianya  hal-hal  yang  dapat  kita  tiru,  namun  selalu  menjadi

                                   pertimbangan  bahwa  Indonesia  juga  memiliki  potensi-potensi
                                   kultural yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar.



                                                            ●      Kodrat Alam dan Kodrat Zaman

                                                            ●      KHD  menjelaskan  bahwa  dasar
                                   Pendidikan  anak  berhubungan  dengan  kodrat  alam  dan  kodrat

                                   zaman.  Kodrat  alam  berkaitan  dengan  “sifat”  dan  “bentuk”
                                   lingkungan  di  mana  anak  berada,  sedangkan  kodrat  zaman

                                   berkaitan dengan “isi” dan “irama”

                                                            ●      KHD     mengelaborasi      Pendidikan
                                   terkait kodrat alam dan kodrat zaman sebagai berikut

                                                               ●  “Dalam melakukan pembaharuan yang
                                      terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-
                                      anak  didik,  baik  mengenai  hidup  diri  pribadinya  maupun  hidup
                                      kemasyarakatannya,      jangan    sampai     meninggalkan     segala
                                      kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada
                                      alam maupun zaman.  Sementara itu,  segala bentuk, isi  dan wirama
                                      (yakni  cara  mewujudkannya)  hidup  dan  penghidupannya  seperti
                                      demikian,  hendaknya  selalu  disesuaikan  dengan  dasar-dasar  dan
                                      asas-asas  hidup  kebangsaan  yang  bernilai  dan  tidak  bertentangan
                                      dengan sifat-sifat kemanusiaan” (Ki Hadjar Dewantara, 2009, hal. 21)





                           25	|	Modul	1.1:	Refleksi	Filosofi	Pendidikan	Nasional:	Ki	Hadjar	Dewantara
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30