Page 22 - E-MODULE BERBASIS PBL MATERI EKOSISTEM
P. 22

E-module Berbasis PBL






      Nationalgeographic.co.id -  Kebakaran  hutan  dan  lahan  (karhutla)  yang  terjadi  di

      Pulau  Sumatera  dan  Kalimantan  beberapa  waktu  lalu  berdampak  serius  pada
      ekosistem dan keanekaragaman hayati.

             Tercatat ada 9.956 jumlah total jenis tumbuhan di Kalimantan dan 8.931 jenis di

      Sumatera,  dengan  jumlah  tumbuhan  endemik  sebanyak  3.936  di  Kalimantan  dan
      1.891 di Sumatera. Nilai total jenis tumbuhan di kedua pulau tersebut berkisar 43 - 53

      persen dari total jenis tumbuhan yang tercatat di Indonesia.

             Sementara itu, total fauna yang tercatat di Kalimantan adalah 7.683 spesies,
      dan di Sumatera sebanyak 4.546 spesies. Dari keterangan tertulis yang diterima dari

      LIPI, Jumat (4/10/2019), daratan Kalimantan dan Sumatera terdiri dari berbagai jenis

      hutan  seperti  hutan  gambut,  kerangas,  karst,  endapan,  rawa  dan  lainnya  yang
      masing-masing mempunyai ciri khas.

             Hutan yang umum dijumpai di Sumatera dan Kalimantan adalah hutan dataran
      rendah  Dipterokarpa  yang  tumbuhan  penyusunannya  adalah  jenis  tumbuhan  dari

      famili Dipterocarpacea seperti keruing (Dipterocarpus spp.), meranti (Shorea  spp.),

      dan kamper (Dryobalanops spp.). Tipe hutan ini ditemukan hingga Sulawesi, Nusa
      Tenggara, Maluku dan Papua.

            Saat  ini  tercatat  sedikitnya  371  jenis  Dipterocarpacea  dengan  konsentrasi
      persebaran  tertinggi  ada  di  Kalimantan.  Sebanyak  50  persen  atau  199  jenis

      Dipterocarpacea  ditemukan  di  Kalimantan,  dan  103  jenis  tersebar  di  Sumatera.

      Marga        tumbuhannya           meliputi       Anisoptera,        Balanocarpus,          Cotylelobium,
      Dipterocarpus, Dryobalanops, Hopea, Parashorea, Shorea, Upuna, dan Vatica.

            Dari data LIPI, tercatat 90 persen jumlah pohon per hektar atau mencapai 240

      pohon mati akibat kebakaran hutan di Kalimantan pada tahun 1998. Tetapi jumlah
      tersebut  bergantung  kepada  tingkat  kebakarannya.  Mengacu  pada  kejadian

      kebakaran hutan tahun 1998 dan 2015, kebakaran hutan yang terjadi di tahun ini

      berpotensi  menyebabkan  95  persen  jenis  tumbuhan  terbakar  dan  mengalami
      kekeringan.

            Lokasi  yang  terbakar  menyebabkan  terbukanya  kondisi  lahan  sehingga

      menyebabkan  lahan  langsung  terpapar  matahari  dan  menurunkan  fungsinya
      sebagai  penyedia  unsur  hara  bagi  tumbuhan  di  atasnya  untuk  regenerasi  hutan.

      Tingkat  kebakaran  yang  besar  juga  berdampak  hilangnya  sumber  biji  yang
      diharapkan akan tumbuh kembali di musim hujan dan menjadi sumber pengkayaan



                                                           6
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27