Page 144 - Atlas Sejarah Kebudayaan Islam
P. 144

Atlas Sejarah Indonesia:
                                    Sejarah Kebudayaan Islam


                                              Indonesia







                     Perkembangan Islam di Indonesia diawali dengan kedatangan agama Islam yang dibawa
                     oleh para pedagang muslim, guru-guru agama atau penyebar Islam, dan kaum sufi yang
                     membawa  suatu  konsep  baru  kepada  masyarakat  Indonesia  yaitu  nilai-nilai  Islam  dan
                     ajarannya yang berbeda dengan nilai dan budaya yang telah dianut oleh sebagian besar
                     masyarakat di Indonesia sebelumnya.

                     Sehubungan dengan kedatangan Islam di Nusantara, ada empat masalah pokok yang sering
                     didiskusikan  yaitu  (1)  tempat  asal  kedatangan  Islam,  (2)  para  pembawanya,  (3)  waktu
                     kedatangannya, dan (4) bagaimana proses penyebarannya. Setiap teori hanya menekankan
                     pada aspek tertentu dari keempat masalah pokok dan mengabaikan aspek-aspek lainnya.

                     Para ahli sejarah umumnya menyebutkan bahwa ada empat teori proses pengislaman di
                     Nusantara.  Setiap  teori  dijelaskan  berdasarkan  rentang  waktu  yang  berbeda.  Mulai  dari
                     abad ke-7 hingga abad ke-13.

                     Tampilnya kerajaan menjadi basis penerapan ajaran-ajaran Islam bisa dilihat pada mulai
                     terbentuknya  lembaga-lembaga  keislaman  di  lingkungan  kerajaan.  Tiga  hal  penting
                     yang  menyangkut  peran  kerajaan  dalam  pelembagaan  nilai-nilai  Islam  dalam  kehidupan
                     masyarakat  Nusantara  adalah  tampilnya  ulama  dalam  kehidupan  politik  di  kerajaan,
                     berdirinya lembaga kadi yang bertanggung jawab dalam proses legislasi hukum Islam dalam
                     kebijakan politik kerajaan, dan tumbuhnya lembaga-lembaga pendidikan seperti surau dan
                     pesantren yang berfungsi efektif sebagai pusat pendidikan Islam di masyarakat. (Abdullah
                     dan Djaenuderajat, 2015:203)
                     Pembentukan  pemikiran  Islam  ditandai  dengan  adanya  hubungan  sosial  dan  intelektual
                     keagamaan yang lebih tegas antara Melayu-Nusantara dengan Pusat Islam di Timur Tengah,
                     khususnya Makkah dan Madinah. Hubungan yang terjalin sangat kuat antara kedua wilayah
                     tersebut  telah  mendorong  lahirnya  sebuah  tradisi  intelektual  yang  ditandai  terjalinnya
                     hubungan  guru-murid  antara  sejumlah  ulama  Melayu-Nusantara  dan  ulama-ulama  di
                     Haramayn yang saat itu memang menjadi pusat keilmuan dunia Islam.

                     Melalui narasi dan tampilan gambar, para pembaca dapat menyadari bahwa di masa lalu para
                     pejuang dan tokoh-tokoh sejarah Islam memiliki peran yang tidak sedikit dalam memberi
                     bentuk  dan  pondasi  yang  kukuh  bagi  pembentukan  kebudayaan  Indonesia,  khususnya
                     dalam periode masuknya Islam ke Indonesia.









                              DIREKTORAT SEJARAH
                              DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN
                              KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
                              REPUBLIK INDONESIA
                              2019
   139   140   141   142   143   144