Page 14 - Modul latihan Purwanto_Neat
P. 14

golongan intelektual yang berorientasi untuk maju melawan penjajah dengan cara politik
                          dan  organisasi.  Melalui  organisasi  pergerakan  nasional,  baik  sosial  dan  politik    para
                          pemuda  terpelajar  ini  memimpin  jalannya  perjuangan.  Dengan  demikian  salah  satu
                          kebijakan  Politik  Etis  dari  Belanda  di  bidang  edukasi  secara  tidak  langsung  telah
                          menciptakan  perkembangan  dalam  pendidikan  kaum  bumiputera,  sehingga  melahirkan
                          tokoh-tokoh intelektual yang menggagas pergerakan nasional.

                       b. Kegagalan Perjuangan di Berbagai Daerah
                          Bangsa  Indonesia  menyadari  berbagai  penyebab  kegagalan  perjuangan  kemerdekaan
                          pada masa lalu yang salah satunya perlawanan yang bersifat kedaerahan. Ananda tentu
                          ingat beberapa perjuangan bangsa Indonesia di berbagai daerah. Bagaimana seandainya
                          para  tokoh  seperti  Imam  Bonjol,  Pangeran  Diponegoro,  Pattimura,  Sultan  Hasanuddin,
                          dan  para  tokoh  lainnya  bersatu  mengusir  penjajah?  Tentu  Belanda  akan  mudah
                          ditaklukkan.

                          Tonggak perubahan perjuangan bangsa Indonesia dari yang bersifat kedaerahan, terjadi
                          sejak  tahun  1908  dengan  lahirnya  Budi  Utomo.  Peristiwa  Sumpah  pemuda  merupakan
                          hasil  akumulasi  pergerakan  organisasi  pergerakan  nasional  baik  yang  bersifat  sosial
                          maupun politik.
                       c.  Rasa Senasib Sepenanggungan
                          Pada  masa  penjajahan,  rakyat  mengalami  tekanan  fisik  maupun  mental  sehingga
                          mengakibatkatkan       penderitaan      yang
                          berkepanjangan  bagi  rakyat  Indonesia.  Bagi
                          bangsa  Indonesia  telah  memunculkan  perasaan

                          kebersamaan  rakyat  Indonesia  sebagai  bangsa
                          terjajah.  Hal  inilah  yang  mendorong  rakyat
                          Indonesia  untuk  bersatu,  bersama  dalam
                          pergerakan kebangsaan Indonesia.
                       d.  Perkembangan  Organisasi  Etnis,  Kedaerahan,
                          dan Keagamaan                                       Gambar 12.3. Ilustrasi tanam
                                                                                        paksa
                          Organisasi  pergerakan  nasional  di  Indonesia,
                                                                                       Sumber:
                          diawali  oleh  lahirnya  organisasi-organisasi  etnis,
                                                                                 https://kumparan.com
                          kedaerahan,  dan  keagamaan.  Organisasi  etnis
                          contohnya Serikat Pasundan, Perkumpulan Kaum
                          Betawi.  Organisasi  kedaerahan  contohnya  lain  Trikoro  Darmo  (1915),  Jong Java  (1915),
                          dan  Jong  Sumatranen  Bond  (1917).  Sedangkan  Organisasi    keagamaan  contohnya  Jong
                          Islamiten Bond, Muda Kristen Jawi, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, PERSIS (Persatuan
                          Umat  Islam),  dan  Al-Jamiatul  Washiyah.  Dari  kalangan  tokoh  pejuang  wanitapun  aktif
                          berperan  dalam  berbagai  organisasi,  baik  organisasi  sosial  maupun  politik  seperti  RA.
                          Kartini,  Dewi  Sartika,  dan  Maria  Walanda  Maramis.  Terbentuknya  organisasi  etnis,
                          kedaerahan,  dan  keagamaan  menjadi  cikal  bakal  lahirnya  organisasi-organisasi  yang
                          bersifat nasional.









                                                                                 IPS Kelas VIII | Modul 12      7
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19