Page 15 - E-book RUMAH
P. 15
Contoh penggunaan kata di atas untuk menyatakan kondisi rumah/ruangan adalah
seperti berikut.
Naomi no uchi wa atarashii desu. (Rumah Naomi baru.)
Jika ingin menambahkan kalimat lain, baik yang bermakna setara maupun berlawanan, dapat
digunakan kata penghubung ‘tetapi’ dan ‘kemudian’ yang sudah dipelajari juga dalam bab
keluarga, yakni ‘demo’ dan ‘soshite’. Contoh penggunaannya adalah seperti berikut ini.
Naomi san no uchi wa atarashii desu. Soshite ookii desu.
(Rumah Naomi baru. Kemudian, rumahnya juga besar.)
Erika san no uchi wa hiroi desu. Demo, niwa wa semai desu.
(Rumah Erika luas. Tetapi halamannya sempit.)
Berikutnya adalah cara membuat kata sifat dalam bentuk negatif. Sebelum mempelajari
pembentukan kata sifat ke dalam bentuk negatif, mari pelajari dulu jenis kata sifat dalam bahasa
Jepang. Dalam bahasa Jepang, kata sifat dibagi menjadi dua jenis. Yakni kata sifat I dan kata
sifat NA. Dari contoh-contoh kata sifat yang tertera di atas, hanya terdapat satu kata sifat NA,
yaitu ‘kirei(na)’. Sedangkan selain itu adalah kata sifat I. Jadi, kata sifat I adalah kata sifat yang
berakhiran bunyi (i) sedangkan kata sifat NA adalah kata sifat yang memiliki akhiran bunyi
selain (i) dan biasanya ditandai dengan bunyi (na) yang ditulis dalam tanda kurung.
Kedua jenis kata sifat tersebut memiliki cara pembentukan yang berbeda untuk
menjadikannya bentuk negatif. Yang paling mudah adalah kata sifat (na) karena
pembentukannya sama dengan pembentukan negatif kata benda. Lebih jelasnya bisa diamati
dalam contoh berikut ini.
Kata Sifat Dalam Kalimat Positif Dalam Kalimat Negatif
Kirei (na) Kirei desu. Kirei dewa arimasen.
Kirei ja arimasen.
Kirei janai desu.
Kirei janai
Kitanai Kitanai desu. Kitanakunai desu.
Kitanakunai
Tabel 2. Pembentukan Kata Sifat Bentuk Negatif
15