Page 84 - Modul Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
P. 84
9. Cara Berpidato yang Efektif
Cara berpidato terbagi menjadi dua yaitu, yaitu pidato tidak menggunakan naskah dan
pidato dengan membaca naskah. Pidato yang tidak menggunakan naskah dan menyampaikan
menggunakan bahasa sendiri serta mengingat pokok-pokok penting yang harus disampaikan
disebut pidato ekstemporan. Sedangkan pidato yang hanya membaca naskah terkesan kaku
karena materi yang disampaikan tidak dikuasai dan tidak menggunakan bahasa sendiri, sehingga
membuat para peserta kurang memhami isi pidato disebut pidato naskah. Berpidato yang tidak
menggunakan ekspresi, suara yang lantang, intonasi yang pas, dan yang paling penting mental
yang siap maka isi materi yang disampaikan tidak menarik dan membosankan pagi pendengar.
Pelafalan merupakan pengucapan bunyi-bunyi bahasa dan saat berpidato harus menggunakan
bahasa baku. hal yang mempengaruhi keefektifan berpidato, yaitu:
a. Intonasi, ketepatan penyajian tinggi rendah nada.
b. Nada yakni tinggi rendahnya bunyi saat berpidato.
c. Sikap termasuk bagian nonbahasa. Dalam berpidato perlu memperhatikan beberapa
hal antara lain:
1) Beradab
2) Mengindahkan pendengar
3) Fokus kepada peserta
4) Tidak terlalu heboh gerakannya karena membuat peserta tidak fokus dengan
materi.
5) menciptakan suasa yang tidak terlalu tegang atau kaku
6) Gunakan gerak-gerik anggota badan dan raut muka sewajarnya.
10. Faktor penunjang keefektifan berberpidato
Agar pidato menjadi efektif ada empat hal yang harus dimiliki, yaitu: 1) orang yang berpidato
harus berakhlak mulia; 2) orang yang pidato harus sehat jasmani serta rohani; dan 3) sarana yang
digunakaan cukup membantu kelancaran acara.
Saat berpidato di hadapan masa harus memperhatikan beberapa hal, yaitu: suara, pengetahuan
massa, volume, agama, adat istiadat, pembicara mesti sabar dan menyesuaikan gaya dengan
kalangan.
80