Page 36 - revisi 4 modul sistem saraf_Neat
P. 36
1) Sistem Saraf Somatis (sadar)
Sistem saraf somatis bekerja secara sadar atau berdasarkan kemauan
kita. Ketika kita makan, menulis, berbicara, maka saraf inilah yang
mengkoordinirnya. Saraf ini meneruskan impuls saraf dari reseptor menuju
sistem saraf pusat, lalu diteruskan kembali menuju otot rangka untuk
merespon rangsangan yang berasal dari luar.
2) Sistem Saraf Otonom (tidak sadar)
Sistem saraf otonom bekerja tanpa disadari, secara otomatis, dan
tidak di bawah kehendak sistem saraf pusat. Sistem saraf otonom mengirim
sinyal untuk mengatur lingkungan internal dengan cara mengkontrol otot
polos, otot jantung, dan organ-organ pencernaan, kardiovaskuler, eksresi.
Contoh gerakan tersebut misalnya denyut jantung, perubahan pupil mata,
gerak alat pencernaan, pengeluaran keringat, dan lain-lain.
Sistem saraf otonom terdiri dari sistem saraf simpatis dan sistem
saraf parasismpatis. Saraf simpatik memiliki serabut praganglion yang
pendek dan serabut pascaganglion yang panjang. Saraf parasimpatik
memiliki serabut praganglion panjang dan serabut pascaganglion pendek
Stimulasi sistem saraf simpatik umumnya bersifat meningkatkan
aktivitas organ. Sebaliknya, stimulasi oleh saraf parasimpatik bersifat
menghambat atau menurunkan aktivitas organ. Maka efek kedua sistem
saraf ini bersifat berlawanan (antagonis). Efek yang berbeda ini disebabkan
neurotransmiter yang dihasilkan juga berbeda. Neurotransmiter saraf
simpatik adalah noradrenalin, sedangkan neurotransmiter saraf
parasimpatik adalah asetilkolin.
25 Sistem Saraf Manusia