Page 24 - E MODUL ASHAFIA NS_Neat
P. 24
haploid, satu sel yang besar disebut oosit
sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil
disebut badan kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder
dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit
sekunder akan membelah menjadi dua sel, yaitu
satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu
lagi berukuran lebih kecil disebut badan polar
sekunder. Badan kutub tersebut bergabung
dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang
berasal dari pembelahan badan kutub primer
sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder.
Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut
menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan
kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pada
oogenesis hanya menghasilkan satu ovum.
Oogenesis dipengaruhi oleh hormon FSH
(Follicle Stimulating Hormone) yang berfungsi
untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel
sekitar sel ovum, hormon LH (Luteinizing
Hormone) yang berfungsi merangsang terjadinya
ovulasi (ovulasi merupakan proses pelepasan telur
yang telah matang dari dalam rahim untuk
kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk
dibuahi. Proses ini biasanya terjadi 16 hari setelah
hari pertama siklus menstruasi atau 14 hari
sebelum haid berikutnya), hormon estrogen yang
dihasilkan oleh folikel graff dan dirangsang oleh
FSH di dalam ovarium. Estrogen berfungsi
menimbulkan sifat kelamin sekunder, dan hormon
progesteron yang dihasilkan juga oleh korpus
luteum yang berfungsi untuk menghambat sekresi
FSH dan LH. Hormon progesterone berfungsi juga
untuk menebalkan dinding endometrium.
A s h a f i a N u r u s y a a d a h , S . P d . , M . S i . | 17