Page 33 - MODUL KELAS 3
P. 33
Umar bin Khatthab dan Wabah Tha’un di Syam
Wilayah Islam makin meluas pada masa kekuasaan Umar bin
Khatthab Radhiyallahu ‘anhu. Satu persatu negeri di sekitar Hijaz terbuka.
Irak dan Persia di timur serta Mesir dan Syam di Barat semua tunduk di
bawah satu kekhalifahan Islam.
Di negeri-negeri Islam yang baru tersebut, Umar mengutus
beberapa sahabat Nabi guna memimpin sekaligus mengajarkan agama
Islam
kepada penduduk setempat yang belum lama memeluk Islam. Di
antara mereka adalah Abu Ubaidah bin Al-Jarrah dan Mu’adz bin Jabal
Radhiyallahu ‘anhuma. Akan tetapi pada 17 Hijriyah (sekitar 639 M) di
negeri baru tersebut, muncul satu wabah penyakit (tha’un) di Amwas,
satu daerah di Palestina (Syam). Para sejarawan muslim klasik hampir
tidak ada yang melewatkan peristiwa wabah dahsyat ini ketika menulis
kepemimpinan Khalifah Umar.
Wabah tha’un yang menyebar di Amwas merupakan penyakit kulit
mematikan. Sejenis penyakit kusta atau lepra. Ia berasal dari virus yang
awalnya menyerang hewan ternak. Orang yang terjangkit akan muncul
borok pada kulitnya. Wabah sangat cepat menyebar di seluruh negeri
Syam. Banyak manusia terjangkit sehingga dalam tempo singkat puluhan
ribu jiwa meninggal dunia. Di antara mereka yang menjadi korban adalah
Abu Ubaidah dan Mu’adz bin Jabar.
Dulu, ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup, beliau
pernah berpesan kepada para sahabat terkait wabah mematikan ini.
“Jika kalian mendengar tentang wabah (tha’un) di suatu negeri, maka
janganlah kamu memasuki negeri itu. Apabila kalian berada di negeri yang
terjangkit wabah itu, maka janganlah kalian keluar darinya karena hendak
melarikan diri darinya.” (Riwayat Muslim).
Para sahabat yang hidup di masa tersebarnya wabah tha’un
mem atuhi sabda Rasulullah. Sebagai contoh, Ketika Khalifah Umar
memanggil Abu Ubaidah kembali ke Madinah, dengan penuh rasa hormat
sahabat yang menjadi tameng Rasulullah di Perang Uhud itu menolak.
Ayah Parni
Agama Kelas III 33