Page 45 - MODUL ELEKTRONIK INTI ATOM
P. 45
materi
radioaktivitas
Pada tahun 1896, Henry Becquerel (1852-1908) membuat
penemuan penting. Dalam penelitiannya tentang fosfor, ia
menemukan bahwa mineral tertentu (yang kebetulan mengandung
uranium) akan menggelapkan piring fotografi bahkan ketika piring
dibungkus untuk mengecualikan cahaya. Jelas bahwa mineral
memancarkan beberapa jenis radiasi baru yang tidak seperti sinar X,
terjadi tanpa stimulus eksternal. Fenomena baru ini akhirnya disebut
radioaktivitas. Atau dapat dikatakan bahwa radioaktvitas adalah
pemancaran sinar tembus (sinar radioaktif) secara spontan oleh inti-
inti tidak stabil (misalnya inti uranium). Diduga sumber
radioaktivitas harus jauh di dalam atom, berasal dari inti menjadi
jelas bahwa radioaktivitas adalah hasil disintegrasi atau peluruhan
inti yang tidak stabil.
Banyak isotop yang tidak stabil terjadi di alam, dan radioaktivitas
semacam itu disebut “radioaktivitas alami”. Isotop tidak stabil
lainnya dapat diproduksi di laboratorium dengan reaksi nuklir.
Isotop radioaktif kadang-kadang disebut sebaga radioisotop atau
radionuklida. Rutherford mempelajari sifat sinar yang dipancarkan
dalam radioaktivitas sekitar tahun 1898. Lalu diklasifikasikan
kedalam tiga jenis sinar yang berbeda sesuai dengan kekuatan
penetrasi mereka. Ketiga sinar tersebut dinamai jenis radiasi alpha
(α), beta (β), dan gamma (γ). Inti atom yang memiliki proton diatas
83 merupakan inti atom yang tidak stabil. Untuk mencapai
kestabilan, inti atom ini akan memancarkan partikel radioaktif yang
terdiri dari partikel alfa, partikel beta, serta sinar gamma.
Inti Atom 44