Page 66 - E bokk Kelas_04_SD_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Siswa_2017-1-115_Neat
P. 66

Demikianlah Penyu Raksasa berenang-renang pulang-pergi mengangkut

                   pedagang-pedagang sampai orang yang terakhir selamat berada di pantai
                   sebuah pulau. Sudah tentu mereka semua bergembira dan berterima kasih
                   kepada Penyu Raksasa. Sang Penyu Raksasa sangat letih setelah memberikan
                   pertolongan kepada para korban. Ia pun jatuh tertidur di pantai.

                      Sementara itu, pedagang-pedagang yang beberapa waktu lamanya
                   terapung-apung di laut tanpa makan dan minum, merasa sangat lapar. Mereka
                   melihat-lihat pulau itu dengan harapan  akan mendapat makanan.  Tetapi
                   malang bagi mereka sebab pulau itu setengah tandus. Ada beberapa batang

                   pohon kelapa dengan buah yang tidak seberapa banyaknya. Bagi lima ratus
                   perut lapar, buah-buah itu dalam sekejap akan habis dimakan. Mereka
                   berbaring-baring di pantai dengan perut yang makin lama makin melilit-lilit.
                   Dan, seperti ada yang menggerakkan, mereka tertuju kepada Penyu Raksasa

                   dan terus memandang kepadanya tanpa berkedip. Timbul pikiran yang tidak-
                   tidak dalam pikiran mereka.
                      Penyu Raksasa yang sedang tidur seakan-akan merasakan apa yang sedang
                   berkecamuk di dalam pikiran pedagang-pedagang itu. Sang Penyu bangun

                   dari tidurnya. Ia berpikir sejenak dan terbayang dengan jelas tujuannya
                   untuk menjadi Buddha. Kemudian Ia berpikir,  “Daripada harus bertahun-
                   tahun menjadi penyu, lebih baik jika saya mengorban diri  menjadi makanan
                   bagi pedagang-pedagang yang kelaparan”. Maka, Sang Penyu Raksasa pun

                   mengorbankan dirinya untuk dimakan.  Para pedagang tertolong olehnya, dan
                   tidak lama kemudian datanglah sebuah perahu yang mengangkut mereka dari
                   pulau itu kembali ke rumahnya masing-masing.

                      (Disadur dengan perubahan dari kumpulan cerita Buddha https://dhammacitta.org/forum/
                                                                              index.php?topic=21405.10;wap2)



                   Pesan dan Makna Cerita

                      Buddha selalu menolong dengan ikhlas dan tanpa pamrih. Beliau selalu
                   berusaha menolong semua makhluk yang menderita yang dijumpainya.
                   Buddha menolong tanpa mengharapkan pujian. Buddha menolong tanpa
                   mengharapkan hadiah dari orang-orang yang ditolong-Nya.

                      Suatu ketika, Buddha pernah menolong bhikkhu yang sedang sakit parah.
                   Tidak ada satu pun bhikkhu lain mau menolongnya karena jijik. Buddha tanpa
                   rasa jijik menolong dengan cara  membersihkan kotorannya dan memberinya

                   obat. Para bhikkhu menjadi malu kepada Buddha. Pertolongan sejati akan







                    60  Buku Siswa Kelas IV SD
   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71