Page 109 - E-MODUL PEMBELAJARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN 12 NOVEMBER 2021
P. 109
Setelah pembuatan desain selanjutnya proses pembuatan prototype yang
merupakan kegiatan yang membutuhkan waktu dan langkah - langkah tertentu. Di
dalam pembuatan prototype harus dilakukan melalui alur dan proses kerja secara
teliti dan rinci.
Pada kegiatan belajar kali ini kita akan memahami mengenai proses kerja
pembuatan prototype produk kkreatif.
A. Alur dan Proses Kerja Pembuatan Prototype Produk
Sebelum sebuah produk dipasarkan, ada tahapan yang harus dilalui secara benar
dalam kegiatan produksi. Tentunya, seorang wirausaha terlebih dahulu membuat
perencanaan sebelum sebuah produk diproduksi. Setelah perencanaan, saatnya
seorang wirausaha menentukan alur produksi, mulai dari pengolahan awal bahan
baku, pembentukan, peyelesaian, hingga distribusi produk.
1. Diagram alur proses produksi
Sebelum memulai produksi, diagram alur arus dibuat terlebih dahulu,
berdasarkan diagram alur proses pengetasan dan montoring atas barang dala
proses produksi (work in place) harus dilakukan agar produk akhir bermutu
sesuai dengan rencana.
2. Prosedur pengawasan mutu produk
Pengawasan mutu adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin bahwa
proses yang terjadi akan menghasilkan produk yang sesuai dengan tujuan yang
diinginkan. Kegiatan pengawasan mutu adalah mengevaluasi kinerja nyata
proses dengan tujuan. Hal tersebut meliputi semua kegiatan dalam rangka
pengawasan rutin mulai dari bahan baku, proses produksi hingga produk akhir.
Pengawasan mutu bertujuan untuk mencapai sasaran dikembangkanya peraturan
dibidang proses sehingga produk ang dihasilkan aman dan sesuai dengan
keinginan masyarakat dan konsumen (Puspitasari, 2004).
Pengawasan atas mutu barang hasil produksi, selayaknya meliputi
pengetahuan hal-hal berikut:
a. Kerusakan dan mutu produk
b. Mencegah atau menghindarkan terjadikan kerusakan barang (produk)
c. Kendali mutu terpadu
3. Jenis-jenis pengawasan mutu produk
1) Pemantauan mutu bahan-bahan
Produk Kreatif dan Kewirausahaan Kelas XI 98