Page 14 - Laporan Tahunan KPP Pratama Palembang Ilir Barat 2015
P. 14
money), pendalaman sektor keuangan (finacial deepening), penetapan pajak, kajian ekspor dan
impor dan sebagainya.
Menurut teori ekonomi makro, penghitungan PDRB dapat dilakukan melalui tiga
pendekatan, yaitu: pendekatan produksi/penyediaan (PDB menurut Lapangan
Usaha/industri), pendekatan pengeluaran/permintaan akhir (PDB menurut
Pengeluaran/expenditure) serta pendekatan pendapatan (PDB menurut pendapatan/income).
Ketiga pendekatan penghitungan tersebut secara teori akan menghasilkan angka PDB yang
sama. Berikut ini disajikan tabel nilai PDRB atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga
konstan (tahun 2010) menurut pengeluaran :
Tabel 2 : Nilai PDRB ADHB dan ADHK Menurut Pengeluaran, Kota Palembang Tahun 2010 – 2014 (Miliar Rp)
2010 2011 2012 2013* 2014**
PDRB ADHB 61.145.136 67.798.974 75.268.384 85.184.317 95.408.993
(dengan migas)
PDRB ADHB 50.429.241 57.398.241 66.090.062 73.329.416 82.815.004
(tanpa migas)
PDRB ADHK 61.145.136 65.049.466 70.090.314 74.148.370 78.173.101
(dengan migas)
PDRB ADHB 50.429.770 54.205.662 59.316.427 63.363.957 67.228.660
(tanpa migas)
Sumber : Publikasi PDRB Menurut Pengeluaran Kota Palembang 2010 – 2014
*) angka sementara
**) angka sangat sementara
dan, data laju pertumbuhan ekonomi di kota Palembang pada periode 2010 s.d. 2014 adalah
sebagai berikut :
Tabel 3 : Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Palembang Tahun 2010 s.d. 2014
2010 2011 2012 2013* 2014**
Laju Pertumbuhan Ekonomi
5,68 6,39 7,75 5,79 5,43
(dengan migas)
Laju Pertumbuhan Ekonomi
6,89 7,49 9,43 6,82 6,10
(tanpa migas)
Sumber : Publikasi Palembang Dalam Angka Tahun 2015, BPS Kota Palembang
Data yang ada menunjukkan bahwa setiap komponen pengeluaran mempunyai
perilaku yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Sebagian besar produk atau barang dan jasa
yang tersedia di wilayah domestik Palembang digunakan untuk memenuhi permintaan
konsumsi akhir (Rumah tangga, Investasi Fisik, dan Impor barang dan Jasa). Sebagian lagi
Page - 8