Page 406 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 406

Pengayaan Materi Sejarah


                akhirnya  meruntuhkan  pemerintahan  Orde  Baru  yang  telah  berkuasa
                selama  32  tahun.  Krisis  ekonomi  menjadi  pembuka  jalan  bagi
                masyarakat  Indonesia  menuju  harapan  kehidupan  berbangsa  dan
                                     2
                bernegara yang sehat.
                        Tuntutan  reformasi  merupakan  sebuah  titik  kulminasi  dari
                gerakan  aksi  protes  mahasiswa  yang  tumbuh  di  lingkungan  kampus
                secara  nasional  sejak  awal  1998.  Aksi  ini  dilakukan  untuk  menekan
                pemerintah  agar  melakukan  perubahan  politik  dengan  melaksanakan
                reformasi  secara  total.  Aksi-aksi  mahasiswa  tidak  hanya  melalui  aksi
                turun  ke  jalan  melakukan  demontrasi,  namun  mahasiswa  juga  mulai
                menggulirkan  wacana  penentangan  politik  secara  terbuka  terhadap
                penguasa  Orde  Baru.  Wacana  yang  digulirkan  mahasiswa  mendapat
                dukungan dari kalangan cendikiawan dan tokoh masyarakat.
                        Wacana  yang  mereka  gulirkan  adalah  menuntut  pelaksanaan
                proses demokratisasi yang sehat dan terbebas dari praktik korupsi, kolusi
                dan nepotisme (KKN). Selain itu, mahasiswa juga menuntut terwujudnya
                rule of law  dan good governnance  untuk mampu mengawal jalannya
                pemerintahan  yang  bersih.  Reformasi  bagi  mahasiswa  bukan  hanya
                sebuah  era,  namun  juga  sebuah  proses  yang  terus  diperjuangkan,
                diwujudkan  dan  dipelihara  hingga  terbentuknya  suatu  pemerintahan
                yang  sesuai  dengan  tuntutan  reformasi.  Hal  inilah  yang  menjadi
                Pekerjaan Rumah (PR) bagi pemerintahan BJ Habibie dan pemerintahan-
                pemerintahan  berikutnya,  yaitu  Abdurrahman  Wahid,  Megawati,  dan
                Susilo Bambang Yudhoyono.



                6.2.  Tuntutan dan Agenda Reformasi
                        Krisis  ekonomi  yang  bermula  di  Thailand  terus  merembet  ke
                beberapa  negara  Asia  lainnya,  termasuk  Indonesia  didalamnya.  Krisis
                ekonomi ini menurut laporan IMF, merupakan krisis multidimensi, yaitu:
                Currency crisis, banking crisis, sistemic financial crisis serta foreign debt
                crisis.  Di Indonesia, krisis tersebut mulai terasa sejak pertengahan Juli
                1997. Hal ini terlihat dari pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar
                Amerika  Serikat  pada  akhir  Agustus  1997  masih  berkisar  Rp2.682,00
                per  US$  1,  yang  merupakan  penurunan  dan  titik  terendah  dalam
                sejarah  nilai  rupiah  terhadap  dolar  Amerika  Serikat.  Kondisi  ini
                mendorong  pemerintah,  melalui  Bank  Indonesia,  mengintervesi  nilai
                tukar rupiah dari sistem mengambang terkendali menjadi  sistem



                394
   401   402   403   404   405   406   407   408   409   410   411