Page 489 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 489
sepanjang 98 km pada tahun 1984, dan Jalan Tol Jakarta Cikampek
sejauh 73 kilometer pada tahun 1985-1987 (1988 dapat digunakan).
Tahun 1987 di Jakarta, dibangun jenis jalan tol baru: berbentuk
jalan layang yang menghubungkan Tanjung Priok-Cawang. Pada saat
pembangunannya, proses pembuatan jalan tol tersebut tidak boleh
menganggu arus lalu lintas, karena akan menghambat proses ekspor-
import barang. Blessing in diguise. Akhirnya, ditemukanlah teknologi
pembangunan jalan yang awalnya dicor segaris jalan, kemudian diubah
menjadi melintang. Teknik ini ditemukan oleh Ir. Tjokorde Raka
Sukawati, dan oleh Presiden Soehato dinamakan teknologi Sosrobahu.
Jalan Tol layang Tanjung Priok-Cawang sendiri diresmikan pada tahun
1990.
Teknologi Sosrobahu ini menjadi kebanggaan teknologi tol
nasional. Ia memiliki hak paten. Teknologi Sosrabahu ini kemudian
digunakan di Seatle (Amerika Serikat), Malaysia, Filipina, Thailand, dan
Singapura. Bahkan Korea Selatan ingin membeli hak cipta teknologi
Sosrobaru.
Tahun 1997, panjang jalan tol mencapai 553.418 km, dikelola
oleh BUMN Jasa Marga dan ada pula yang dikelola swasta. Tahun 1998,
dibangun Jalan Tol Makasar-Bandar di Sulawesi sepanjang 11,57 km.
Sejak tahun 2014 sedang dibangun jalan tol Jayapura-Merauke (5,3 km)
dan Sorong Manokwari (5,153 km). Jalan tol Cipularang (Cikampek-
Purwakarta-Padalarang-Cileunyi ) sendiri—yanag menjadi ilustrasi
pembuka Bagian D ini—dapat digunakan pada tahun 2005. Ia
sebenarnya adalah gabungan dua jalan tol yang telah ada sebelumnya,
yakni jalan tol Jakarta-Cikampek (dibangun 1985-1987 sepanjang 73
kilometer) dan jalan Purbalenyi (1988-1992; 33 km). Cipularang sendiri
dibangun sejak 2003 hingga 2005 sejauh 54 kilometer, melewati
wilayah pegunungan dan jurang yang curam.
Selain teknologi Sasrabahu, teknologi jalan tol di Indonesia juga
mengenal apa yang disebut sistem cakar ayam. Teknologi ini merupakan
temuan utama insinyur Indonesia dalam bidang teknik sipil. Penemumya
bernama Sedyatmo (lihat Foto). Sedyatmo menemukan teknologi Cakar
Ayam ini jauh lebih dahulu dari pada Cokorde. Teknologi yang
ditemukan oleh Sedytamo ini menggunakan analogi cakar ayam untuk
memperlihatkan kekuatan mencengkram teknik sipil tersebut, dan dapat
477