Page 103 - PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
P. 103
103
Kirab remaja nasional ke-4 tahun
1995 (sumber: republika)
sepuluh tahun kemudian, program Wajar berhasil 1978. Cara yang ditempuh ialah dengan jalan pembentukan
ditingkatkan menjadi sembilan tahun, yang berarti anak kelompok belajar atau Kejar.
indonesia harus mengenyam pendidikan hingga tingkat Kejar ialah program pengenalan huruf dan angka bagi
sekolah menengah pertama (smP). upaya pelaksanaan wajib kelompok masyarakat buta huruf yang berusia 10–45 tahun
belajar sembilan tahun pada kelompok usia 7–15 tahun mulai dengan tujuan agar bisa membaca serta menulis huruf
diresmikan pada Pencanangan Wajib belajar Pendidikan dan angka latin. tutor atau pembimbing setiap kelompok
Dasar 9 tahun pada 2 mei 1994. Kebijakan ini diperkuat ialah siapa saja yang berpendidikan minimal sekolah dasar.
dengan dikeluarkannya inpres nomor 1 tahun 1994. Jumlah peserta dan waktu pelaksanaan dalam setiap Kejar
Program Wajar diakui berbagai kalangan telah bersifat fleksibel.
meningkatkan taraf pendidikan masyarakat indonesia. salah satu keberhasilan program Kejar terlihat pada
Fokus utamanya adalah peningkatan angka-angka semakin menurunnya angka statistik penduduk buta huruf.
indikator kualitas pendidikan dasar. Pembangunan Pada sensus tahun 1971, dari total jumlah penduduk 80 juta jiwa,
pendidikan masih terfokus pada peningkatan secara indonesia masih memiliki 39,1 persen penduduk usia 10 tahun
kuantitatif, belum begitu memperhatikan unsur kualitas ke atas yang berstatus buta huruf. sepuluh tahun kemudian,
atau mutu pendidikan. Program pemerataan kesempatan menurut sensus tahun 1980, persentase itu menurun menjadi
bersekolah bagi anak-anak usia sekolah bertujuan untuk hanya 28,8 persen. Hingga sensus berikutnya tahun 1990,
menaikkan angka partisipasi kasar (aPK) dan angka angkanya terus menyusut menjadi 15,9 persen.
partisipasi murni (aPm), yang diharapkan memberikan Karena terjadinya perluasan pendidikan, maka
implikasi positif terhadap prestasi pembangunan pada perkembangan bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
masa pemerintah orde baru. pun terus pula meningkat. Pada tahun 1971, persentase
setelah perluasan kesempatan belajar untuk anak- pengunaan bahasa nasional mencapai 40,8%. Dalam sensus
anak usia sekolah, sasaran perbaikan bidang pendidikan 1980, statistik telah menunjukkan angka 61,4%, dan pada
selanjutnya adalah pemberantasan buta aksara. Hal itu 1990 mencapai 80%. Penggunaan bahasa nasional dalam
disebabkan oleh kenyataan bahwa masih banyak penduduk surat kabar dan majalah serta media elektronik memberikan
yang buta huruf. Hal ini ditanggapi oleh pemerintah dengan sumbangan yang berarti bagi kenaikan persentase
pencanangan penuntasan buta huruf pada 16 agustus penggunaan bahasa nasional di seluruh indonesia.
SOEHART O:1966-199 7
Presiden Republik Indonesia FINAL REVISI 20082014 CETAK.indd 103 8/21/14 1:14 PM