Page 33 - XII_PPKN
P. 33

Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat.
                    e.  Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi.
                    f.  Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
                        pemeriksaan perkara.
                    g.  Mengadakan penghentian penyidikan.
                    h.  Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum.
                    i.  Mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang berwenang
                        di  tempat  pemeriksaan  imigrasi  dalam  keadaan  mendesak atau  mendadak  untuk
                        mencegah atau menangkal orang yang disangka melakukan tindak pidana.
                    j.  Memberikan  petunjuk  dan  bantuan  penyidikan  kepada  penyidik  pegawai  negeri
                        sipil  serta  menerima  hasil  penyidikan  penyidik  pegawai  negeri  sipil  untuk
                        diserahkan kepada penuntut umum.
                    k.  Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab, yaitu tindakan
                        penyelidikan dan penyidikan yang dilaksanakan dengan syarat sebagai berikut:
                        1)  tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum;
                        2)  selaras  dengan  kewajiban  hukum  yang  mengharuskan  tindakan tersebut
                            dilakukan;
                        3)  harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan jabatannya;
                        4)  pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa; dan
                        5)  menghormati hak asasi manusia.



                       2.  Peran Kejaksaan Republik Indonesia

                          Kejaksaan  Republik  Indonesia  adalah  lembaga  negara  yang  melaksanakan kekuasaan
                       negara,  khususnya  di  bidang  penuntutan.  Penuntutan  merupakan  tindakan  jaksa  untuk
                       melimpahkan perkara pidana ke pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara
                       yang  diatur  dalam  undang-  undang  dengan  permintaan  supaya  diperiksa  dan  diputus  oleh
                       hakim di sidang pengadilan. Pelaku pelanggaran pidana yang akan dituntut adalah yang benar
                       bersalah dan telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana yang disangkakan dengan  didukung
                       oleh barang bukti yang cukup dan didukung oleh minimal 2 (dua) orang saksi.
                          Keberadaan  Kejaksaan  Republik  Indonesia  diatur
                       dalam Undang-Undang RI Nomor 16 Tahun 2004 tentang       Info Kewarganegaraan
                       Kejaksaan  Republik  Indonesia.  Berdasarkan  undang-
                       undang  tersebut,  kejaksaan  sebagai  salah  satu  lembaga   Untuk mengefektifkan
                       penegak  hukum  dituntut  untuk  lebih  berperan  dalam   perannya, lembaga kejaksaan di
                       menegakkan  supremasi hukum, perlindungan kepentingan   Indonesia memiliki tiga
                       umum,     penegakan    hak    asasi   manusia,   serta   tingkatan, yaitu:
                       pemberantasan  Korupsi,  Kolusi,  dan Nepotisme  (KKN).   1.  Kejaksaan  Agung  di  tingkat
                       Kejaksaan RI sebagai lembaga negara yang melaksanakan      pusat  yang  dipimpin  oleh
                       kekuasaan    negara   di   bidang   penuntutan  harus      seorang Jaksa Agung.
                       melaksanakan  fungsi,  tugas,  dan  wewenangnya  secara   2.  Kejaksaan  Tinggi  di  tingkat
                       merdeka,  terlepas  dari  pengaruh  kekuasaan  pemerintah   provinsi  yang  dipimpin  oleh
                       dan  pengaruh  kekuasaan  lainnya.  Adapun  yang  menjadi   seorang  Kepala  Kejaksaan
                       tugas  dan  wewenang  Kejaksaan  dikelompokkan  menjadi    Tinggi (Kajati).
                       tiga bidang, berikut.                                   3.  Kejaksaan Negeri yang berada
                                                                                  di tingkat kabupaten/ kota yang
                                                                                  dipimpin oleh seorang Kepala
                                                                                  Kejaksaan Negeri (Kajari).


                                                                                                       33
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38