Page 20 - RWY LARASSUMBOGO KARYA DAN PENGABDIANNYA
P. 20
3
topeng juga dibuat di Desa Beji, Ngebrak, dan Merak di Keca
matan Paliyan. Di Kabup;iten Kulonprogo rombongan wayang
topeng terdapat di Desa Gandingan dan Kempleng. Sedang di
Kota Yogyakarta kecuali ada beberapa rombongan topeng ju�a
terdapat tempat-tempat pembuatan topeng.3)
Wayang bagi rakyat di Yogyakarta merupakan pertun
jukan yang penting dan menyenangkan. Wayang berbicara
kepada semua orang, kepada golongan tinggi, golongan rendah,
orang tua, orang muda, kaum pria maupun wanita. Wayang itu
mengandung juga teladan-teladan dan pelajaran-pelajaran me
ngenai roman-muka, gerak-gerik badan serta anggotanya, dan
juga mengenai cara-cara bergerak. Misalnya, orang yang bersifat
lalim digambarkan dengan sikap kaki mengangkang tetapi orang
yang budiman digambarkan dengan sikap kaki yang agak rapat.
Dengan demikian wayang dapat disebut sebagai ensiklopedi
tatacara kesopanan dan hidup. Ada berjenis-jenis pertunjukkan
wayang kulit di Jawa Tengah, begitu juga di Yogyakarta. Ada
wayang purwa, wayang gedhog dan wayang madya. Wayang
purwa menggunakan cerita yang diambil dari Mahabarata,
Ramayana atau Arjunasasrabahu. Wayang gedhog mempertun
jukan cerita Panji. Sedang wayang madya mendasarkan diri
pada puisi epik karya pujangga R. Ng. Ranggawarsita. Di sam
ping itu ada pula wayang dalam bentuk lain, yaitu wayang kli
thik atau wayang krucil. Wayang ini dibuat dari karya yang ber
bentuk gepeng atau pipih dan diukir serta disungging, tetapi
lengannya dibuat dari kulit. Di Yogyakarta wayang tersebut
mengambil lakonnya dari cerita Damarwulan.4)
Sesudah Perang Diponegoro berakhir, di Yogyakarta wa
yang mulai mendapat perhatian lagi dari masyarakat. Kemajuan
seni pedalangan diusahakan dengan sebaik-baiknya. Sri Sultan
Hamengku Buwono V mulai mengadakan pembangunan dalam
bidang tersebut. Pada zaman itu tercipta "Serat Purwakanda"
yang ditulis oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Mangkubumi
atas prakarsa Sri Sultan. Pada zaman_ itu pula di Yogyakarta