Page 425 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 425

Terpilihnya  Abdurrahman  Wahid  sebagai  presiden  pada  20
                Oktober 1999 tidak terlepas dari keputusan MPR yang menolak laporan
                pertanggungjawaban  Presiden  B.J.  Habibie.  Berkat  dukungan  partai-
                partai Islam yang tergabung dalam Poros Tengah, Abdurrahman Wahid
                mengungguli  calon  presiden  PDI-P,  Megawati  Soekarno  Putri  dalam
                pemilihan  presiden  yang  dilakukan  melalui  pemungutan  suara  dalam
                rapat  paripurna  ke-13  MPR.  Megawati  Soekarno  Putri  sendiri  terpilih
                menjadi  wakil  presiden  setelah  mengungguli  Hamzah  Haz  dalam
                pemilihan  wakil  presiden  melalui  pemungutan  suara  pula.  Ia  dilantik
                menjadi wakil presiden pada tanggal 21 Oktober 1999.  32

                Presiden  Abdurrahman  Wahid  mengawali  kiprahnya  sebagai  presiden
                mengawal  cita-cita  reformasi  dengan  membentuk  Kabinet  Persatuan
                Nasional. Kabinet ini adalah kabinet koalisi dari partai-partai politik yang
                sebelumnya  mengusung  Abdurrahman  Wahid  menjadi  presiden  yakni
                PKB, Golkar, PPP, PAN, PK dan PDI-P.

                b. Reformasi Birokrasi
                        Reformasi  terhadap  lembaga  pemerintahan  terjadi  pada  masa
                awal  pemerintahan  Presiden  Abdurrahman  Wahid,  dua  departemen
                yang kuat sejak masa Orde Baru, dilikuidasi. Kedua departemen tersebut
                adalah  Departemen  Penerangan  dan  Departemen  Sosial.  Presiden
                Abdurrahman  Wahid  berargumentasi  sebagai  perampingan  struktur
                pemerintahan.  Pemerintah  Abdurrahman  Wahid  juga  berpandangan
                bahwa aktivitas yang dilakukan oleh kedua departemen tersebut dapat
                dilaksanakan  oleh  pemerintah  daerah  sehubungan  dengan  otonomi
                daerah.  Namun  dari  sisi  politik,  kebijakan  pembubaran  Departemen
                Penerangan  merupakan  upaya  untuk  melanjutkan  reformasi  di  bidang
                sosial  dan  politik,  mengingat  departemen  tersebut  merupakan  alat
                pemerintahan Orde Baru dalam mengendalikan media massa.
                Departemen  lainnya  yang  mengalami  reformasi  birokrasi  adalah
                departemen  pekerjaan  umum.  Departemen  ini  kemudian  diubah
                menjadi kementrian Permukiman dan Prasarana Wilayah.  33
                        Kebijakan   Abdurrahman    Wahid    melikuidasi   Departemen
                Penerangan  dan  Sosial  diiringi  dengan  pembentukan  Departemen
                Eksplorasi  Laut  melalui  Keputusan  Presiden  No.  355/M  tahun  1999
                tertanggal  26  Oktober  1999.  Sedangkan  penjelasan  mengenai    tugas
                dan fungsi termasuk susunan organisasi dan tata kerja departemen ini
                tertuang dalam Keputusan Presiden No. 136 tahun 1999 tanggal 10



                                                                                 413
   420   421   422   423   424   425   426   427   428   429   430