Page 13 - E modul Kisah Teladan Walisongo Terintegrasi Nilai Moderasi Beragama
P. 13

Para Walisongo  bergelar  Sunan,  kata  ‘Sunan’  berasal dari

                  Bahasa Arab yaitu Sunah, Bahasa Cina Suhu nan, juga berasal dari

                  Bahasa  Jawa  Susuhunan  dan  jadi  menjadi  Sunan.  ‘Sunan’  lebih

                  dekat  maknanya  ke  Bahasa  Jawa  Susuhunan  atau  Suhunan  yang
                  artinya junjungan atau yang dijunjung tinggi. Maka, para Walisongo

                  dikenal  sebagai  tokoh  yang  memiliki  perilaku  terpuji  dan

                  mendapatkan gelarnya sebagai tanda atas besarnya pengaruh yang

                  diberikannya  kepada  masyarakat.  Di  antara  ke  Sembilan  Wali

                  tersebut secara kronologis berurutan sebagai berikut:

                  •  Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim di Gresik

                  •  Sunan Ampel atau Raden Rahmat di Surabaya

                  •  Sunan Bonang atau Raden Makdum Ibrahim di Tuban

                  •  Sunan Drajat atau Raden Syarifuddin di Drajat Sedayu

                  •  Sunan Giri atau Raden Paku di Giri
                  •  Sunan Kalijaga atau Jaka Said di Demak

                  •  Sunan Muria atau Raden Umar Syahid di Muria

                  •  Sunan Kudus nama Ja’far Shodiq di Kudus

                  •  Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah di Cirebon


                           Metode  berdakwah  Walisongo  lakukan  melalui  cara  yang

                  arif  dan  bijaksana  membuat  ajaran  yang  mereka  bawa  cepat
                  diterima  dan  mendapat  tempat  di  hati  masyarakat  Nusantara.

                  Mereka mengenalkan Islam dengan cara damai, santun, toleran dan

                  dapat  menyesuaikan  diri  dengan  kondisi  masyarakat  itu,  yaitu

                  melalui  kebudayaan,  pendidikan,  kesehatan,  niaga,  kesenian  dan

                  lain sebagainya. Jadi, mereka adalah para intelektual muslim yang
                  menjadi pembaharu masyarakat Jawa pada masanya masih kental

                  pada budaya anismisme dan didominasi pada keyakinan agama lama.






                                                                                                             2
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18