Page 62 - E modul Kisah Teladan Walisongo Terintegrasi Nilai Moderasi Beragama
P. 62

d. Menambahkan  ricikan,  seperti  ricikan  kuda,  gajah,

                             harimau, garuda, kreta perang, dan rampongan)

                           e. Menggubah tembang-tembang Jawa dan membuat berbagi

                             jenis gending.


                      2. Memasukkan            Nilai-Nilai        Keislaman         Pada       Tradisi

                          Masyarakat Jawa

                                Masyarakat  Jawa  mengenal  ritual  pancamakara  dalam

                          ajaran  tantrayana,  yaitu  sebuah  upacara  yang  dilakukan
                          dengan duduk mengelilingi makanan. Di tengah-tengah duduk

                          seorang Cakreswara (imam) sebagai pemimpinya membacakan

                          mantra-mantra.  Melihat  tradisi  yang  dilakukan  masyarakat

                          saat  itu,  Sunan  Bonang  mengisi  tradisi  ini  dengan  upacara

                          kenduri  atau  selamatan  dengan  doa-doa  Islam.  Sebutan

                          Anyakrawati  (pemimpin  lingkaran  cakra)  diberikan  kepada
                          Sunan Bonang karena ikut meneruskan tradisi dan mengubah

                          isinya bernilai ajaran Islam.





                      3. Menyebarkan Dakwah Melalui Karya Sastra Suluk Wujil

                                Naskah Primbon adalah tulisan Sunan Bonang, memuat
                          ajaran  tasawuf  yang  mendalam.  Tulisan  ini  merupkan  hasil

                          bacaannya  yang  bersumber  dari  kitab-kitab  klasik,  berisi

                          ajaran Islam dan nasehat-nasehat para ulama yang merujuk

                          tulisan  ulama  sebelumnya,  seperti  kitab  Ihya’  Ulumuddin,

                          karya  Imam  Al-Gozali,  kitab  Talkhis  Al-  Minhaj  karangan
                          Imam  Nawawi,  dan  kitab-kitab  lainnya.  Selain  itu,  Sunan

                          Bonang juga menulis tentang pengetahuan taswuf yang lebih

                          mendalam yaitu karyanya berjudul Suluk Wujil, yang ditulis



                                                                                                             51
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67