Page 11 - E-LKPD INTERAKTIF 2 KEANEKARAGAMAN HAYATI
P. 11
Do You Think ?
DO YOU
THINK?
Cermatilah Berita Berikut
Ini
MENGURANGI AKAR MASALAH KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
Jakarta, Humas LIPI. Kebakaran hutan dan lahan
menjadi kejadian yang terus berulang di Indonesia
setiap musim kemarau tiba. Potensi semakin
membesar di daerah-daerah yang mempunya area
lahan gambut yang luas seperti Riau, Jambi,
Sumatera Selatan, serta Kalimantan. “Bencana
kebakaran di lahan gambut bukan terjadi karena
faktor alam,” kata Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI), EkoYulianto di Bandung padaSelasa (24/9) lalu. Ia mengumpamakan
lahan gambut sebagai spons yang terbuat dari sisa-sisa tumbuhan yang menyimpan karbon
alami sehingga tidak mudah lepas di udara dan menyerap banyak air. “Lahan gambut tak
pernah kering walaupun pada musim kemarau. Namun ketika air di permukaan gambut
dikeluarkan, lahan akan sangat mudah terbakar,” ujarEko.
Menurut Eko, api yang memantik kebakaran di lahan gambut bukan berasal dari api
alam seperti gunung berapi dan petir. “Sebagian besar lahan gambut di Indonesia jauh dari
gunung berapi, sementara petir terjadi di musim hujan,” ujar Eko. Dia menyebut ada dua hal
yang memicu kebakaran. “Pertama, lahan gambut itu sudah sengaja dikeringkan setidaknya
pada bagian atasnya. Kedua, ada manusia yang memantik api di permukaan gambut kering
ini,” ujar Eko.
Dari penelitian Pusat Penelitian Kependudukan LIPI, provinsi Jambi merupakan salah
satu provinsi yang menghadapi berbagai risiko bencana seperti banjir, kebakaran hutan,
puting beliung, longsor dan juga gunung api. “Akan tetapi dua risiko bencana yang
mempunyai intensitas dan besaran yang semakin tinggi adalah banjir dan kebakaran hutan,”
jelas peneliti Pusat Penelitian Kependudukan LIPI, Deny Hidayati. Denny menjelaskan,
kesiapsiagaan dan pengetahuan mitigasi kebakaran hutan dan lahan yang masih kurang juga
menjadi penyebab tingginya risiko akibat bencana.
E-LKPD INTERAKTIF
KEANEKARAGAMAN 8
HAYATI