Page 36 - SEJARAH KEBUDAYAAAN MALUKU
P. 36
(1) Penganut Islam telah hadir di kepulauan Maluku sejak
kurun pertama tahun hijriyah. Namun besar kemungkinan
bahwa pada masa awal itu Islam hanyalah merupakan
agama yang dianut oleh para musafir muslim yang singgah
di perairan dan bandar-bandar penting di Maluku. Tidak
mustahil kepulauan Maluku pun telah dikunjungi oleh
pedagang Islam karena Maluku terutama Maluku Utara
merupakan penghasil cengkeh yang utama di samping
kepulauan Banda sebagai penghasil pala. Kedua komoditi
inilah yang justru menarik pedagang-pedagang asing untuk
menjelajah Nusantara. Masuknya Islam ke Maluku tidak
hanya melalui Aceh dan Jawa tetapi justru Maluku
merupakan pintu masuk Islam melalui jalan utara.
Pembawa agama Islam diduga tidak hanya orang Arab,
Parsi atau Gujarat, tetapi bisa juga orang-orang Cina yang
telah memeluk agama Islam.
(2) Masuknya Islam di Maluku Utara dan Maluku Tengah
berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Oleh sebab itu
dapat diduga bahwa agama Islam di Hitu bukan merupakan
pengaruh dari agama Islam di Ternate. Hubungan kedua
kerajaan ini merupakan hubungan persahabatan. Apabila
Hoamual di Seram Barat dan Iha di Saparua kemudian
menjadi daerah pengaruh dari kesultanan Ternate, maka
Hatuhaha di Pulau Haruku merupakan kerajaan Islam
yang tidak berada di bawah kesultanan Ternate. Agama
Islam yang masuk ke Hatuhaha berasal dari Jawa, Aceh
dan Persia.
2.2 Perkembangan Islam dan Pengarohnya
Proses masuk dan berkembangnya agama Islam ke Maluku
dalam kurun waktu yang cukup lama, tentu telah ikut
memberikan warna yang khas bagi kehidupan sosial budaya
masyarakat. Berlangsungnya proses "islamisasi" itu yang
menurut MS. Putuhena melalui dua jalur, yaitu jalur atas dan
jalur bawah memberi pengaruh tertentu dalam strata sosial
baik terhadap kebudayaannya maupun praktek keagamaan
21