Page 28 - Buku Heri
P. 28

“Terimakasih, sahabatku yang jenius dan baik hati, kamu tidak


                        merasakan  yang  saya  rasakan  saat  ini”  ,  ungkap  Asmun  (beberapa

                        saat setelah Ramah mengingatkan)



                               Ramah tidak gentar, setiap hari dengan berbagai kesempatan

                        terus  berusaha  mengingatkan  dan  menasehati  Asmun  dan

                        meyakinkan suatu hari nanti Allah akan memberikan hidayah untuk


                        sahabat  sejatinya,  sehingga  tak  jarang  selain  berusaha  tapi  juga

                        berdoa untuk sahabatnya.






                               Hingga                                            suatu  hari  Asmun

                        pulang       sangat                                      larut         malam

                        sekitar         jam                                      setengah  3  pagi,

                        saat tertidur pulas                                      dia        bermimpi


                        bertemu  ibunya                                          yang     sangat     ia

                        sayangi.  Asmun  memeluk  erat  ibunya  sewaktu  bermimpi,  dan

                        keesokan  harinya  Asmun  bangun  dengan  tetesan  air  mata  yang

                        menggenangi matanya.



                               Keesokan harinya Asmun bertanya pada Ramah.



                               “Ramah, saya mimpi bertemu saya bermimpi bertemu dengan

                        ibu yang sudah meninggal. Apakah itu hanya mimpi biasa? Apakah itu

                        benar-benar  ibu  kita  yang  ingin  menyampaikan  sesuatu  dari  alam


                        baka sana? Lalu, bagaimana cara kita menyikapinya?” tanya Asmun



                        22
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33