Page 38 - E-Modul Praktikum Kimia Dasar VELIA
P. 38
KEGIATAN PRAKTIKUM 5
LARUTAN
A. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa dapat :
1. Mengetahui kelarutan beberapa senyawa
2. Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pelarutan
3. Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
B. Landasan Teori
Dalam kimia kita mengenal Istilah like dissolves like, dimana senyawa ion dan
senyawa polar hanya larut dalam pelarut polar sedangkan senyawa nonpolar hanya larut
dalam pelarut nonpolar. Air merupakan contoh pelarut polar. Air melarutkan senyawa ion
seperti garam dapur (NaCl) dan senyawa polar seperti gula, C12H22O11. Karbon
tetraklorida adalah pelarut nonpolar dan hanya dapat melarutkan senyawa nonpolar.
Pelarut nonpolar tidak dapat melarutkan senyawa ion atau senyawa polar.
Kelarutan merupakan sifat instrinsik dari zat terlarut (padat, cair, atau gas) untuk
dapat terlarut di dalam pelarut dan membentuk campuran homogen (larutan). Asas
umum like dissolves like menentukan sifat kelarutan suatu zat. Zat yang tidak saling larut
akan membentuk campuran heterogen yang ditandai dengan terbentuknya 2 fasa atau
lebih sebagai pemisah antara zat terlarut dan pelarut. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kecepatan pelarutan diantaranya : ukuran partikel, pengadukan dan suhu.
Jumlah zat terlarut dalam sejumlah larutan disebut konsentrasi. Konsentrasi
larutan dapat dinyatakan secara kualitatif dengan istilah encer atau pekat dan secara
kuantitatif dengan satuan normalitas (N), molaritas (M), molalitas (m), persen berat (w/w),
persen volume (v/v), fraksi mol (X), dan part per million (ppm). Dalam percobaan ini,
dilakukan pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu yakni menggunakan satuan
molaritas (M). Molaritas didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut dalam 1 Liter
larutan. Molaritas atau kemolaran (M) dapat dinyatakan dengan rumus:
M =
( )
Dimana n merupakan jumlah mol zat terlarut dan V adalah volume larutan dalam
satuan liter. Larutan pekat dapat diencerkan dengan cara menambahkan zat pelarut
sehingga volume larutan menjadi besar dan kemolaran menjadi lebih kecil. Perhitungan
yang digunakan dalam proses pengenceran dirumuskan dengan :
V1 x M1 = V2 x M2
V1 = volume larutan pekat yang dipipet atau volume larutan sebelum diencerkan
M1= kemolaran larutan sebelum diencerkan
V2 = volume larutan setelah diencerkan
M2= kemolaran larutan setelah diencerkan
33