Page 6 - KFR2018T3
P. 6
komunikasi dan jasa keuangan sebesar -9,20 persen. Sedangkan angka inflasi terjadi
terutama pada kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau
sebesar 0,63 persen.
Inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan September 2018 tercatat 0,59 persen. Inflasi ini
disumbangkan oleh kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi dan jasa keuangan
sebesar 5,60 persen. Kenaikan harga angkutan udara sebesar 32,53 persen menjadi
faktor pendorong inflasi pada kelompok ini. Sementara itu, deflasi terjadi pada kelompok
bahan makanan sebesar -2,19 persen.
Inflasi pada triwulan III didorong oleh meredanya ekspektasi konsumsi masyarakat
pasca Hari Raya Idul Fitri dan libur sekolah dan didukung oleh kecukupan pasokan serta
upaya preventif Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam upaya pengendalian
inflasi. Beberapa upaya yang dilakukan untuk menekan inflasi di Provinsi Bengkulu
adalah dengan mempermudah konektivitas antar wilayah yaitu dengan menambah
destinasi langsung moda angkutan udara dari dan menuju Bengkulu misalnya dengan
Penambahan rute Lampung, Padang, Batam dan Palembang yang telah direalisasikan
dan rencananya akan ditambah ke beberapa kota seperti Bandung dan Yogyakarta
dalam waktu dekat sehingga angka inflasi berada pada level terjaga.
C. Indikator Kesejahteraan
Perkembangan jumlah penduduk miskin di Provinsi Bengkulu menunjukkan adanya tren
positif dimana terjadi pernurunan persentase penduduk miskin baik di perdesaan
maupun di perkotaan. Posisi per Maret 2018 angka kemiskinan sebesar 301,81 ribu jiwa
(15,43 persen) atau berkurang 15,17 ribu jiwa dibandingkan periode Maret 2017.
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin
Provinsi Bengkulu Tahun 2015 – 2018
Sumber: BPS Pusat dan Provinsi Bengkulu
3