Page 170 - Dalam Dekapan Ramadhan
P. 170

http://pustaka-indo.blogspot.com  dan puasa Ramadhan itu bisa menghapus dosa-dosa kecil.
                        DALAM DEKAPAN RAMADHAN



                     Sedangkan dosa besar harus dihapus dengan taobat nasuha.
                      Taobat nasuha berbeda dengan tobat “sambal”.  Tobat  nasuha
                                                               perbuatan itu,
                   memiliki tiga syarat, yaitu: pertama
                                                     menyesali
                         meninggalkannya dan ketiga
                   kedua
                                                    tidak akan mengulanginya
                   lagi. Bila dosa berhubungan dengan hak-hak orang, kita  wajib
                   meminta maaf kepada yang bersangkutan. Apabila empat hal itu
                   terpenuhi, itulah tanda tobat yang benar dan diterima.
                      Di akhir Ramadhan, bermacam-macam hal dilakukan
                   orang. Ada yang bingung belum membeli baju baru    untuk
                     lebaran. Ada yang bingung memikirkan THR. Ada yang  bingung
                   memikirkan rumah belum dicat menyambut  Lebaran. Jarang
                   yang memikirkan apakah Ramadhan yang akan     berakhir ini
                   meng ubah kita ke arah yang lebih baik? Atau  hanya  sekadar
                   lewat saja? Apakah predikat muttaqin berhasil kita raih, atau
                   hanya sekadar menikmati lapar dan haus selama   sebulan?
                   Apakah dengan berpuasa, qiyamul lail  di bulan Ramadhan
                   dan lailatul  qadar, dosa-dosa kita akan diampuni?
                      Rasulullah mengatakan, orang yang paling rugi adalah
                   orang yang keluar dari bulan Ramadhan, tetapi dosa-dosanya
                   tidak diampuni Allah. Ya, mereka hanya mendapatkan lapar
                   dan haus saja. Lebih parah lagi, kalau kelak puasa itu tidak
                   diterima dan tidak bisa menjadi pembela di akhirat. Malah
                   dilemparkan ke muka kita, seperti buntelan pakaian kotor!
                      Ulama-ulama kita terdahulu yang siang malam beribadah,
                   selalu berdoa semoga shalat dan puasa mereka diterima
                   dan tidak dilemparkan ke wajah mereka kelak di akhirat.
                     Perasaan seperti itu adalah salah satu tanda ibadah diteri-
                   ma. Sebab beribadah saja tanpa berdoa untuk diterima akan
                     terkesan sombong. Seakan-akan ibadah yang kita lakukan
                   adalah hasil usaha dan ketaatan kita semata. Padahal itu
                   adalah taufik dari Allah. Makanya kita diajarkan Rasulullah
                   untuk selalu berdoa meminta hidayah dan taufik. Hidayah
                   adalah keterbukaan hati untuk mengetahui itu kewajiban,



                                              156
                                                                  pustaka-indo.blogspot.com
   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175