Page 5 - SENI PATUNG KELAS X
P. 5
SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya / Seni Budaya / Seni Rupa
Teknik Seni Patung
1. Teknik Pahat. Merupakan teknik untuk mengurangi bahan menggunakan benturan benda
keras (alat pahat) terhadap bahan patung yang diolah. Selain alat pahat, palu juga
diperlukan untuk membenturkan pahat pada bahan patung.
2. Teknik Butsir. Butsir adalah teknik yang membentuk bahan lunak dengan mengurangi
bahan menggunakan alat butsir dan menambahkan bahan jika diperlukan. Butsir biasa
digunakan untuk mengolah bahan lunak seperti tanah liat, lilin atau modeling clay.
3. Teknik Las. Yaitu membuat karya patung dengan cara menggabungkan bahan ke bahan
yang lain untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan. Teknik las digunakan untuk
menggabungkan bahan logam dan merakitnya menjadi bentuk tertentu.
4. Teknik Cor. Membuat karya seni dengan membuat cetakannya terlebih dahulu, lalu
bahan adonan cor dituangkan kedalam cetakan, sehingga menghasilkan bentuk yang
diinginkan (sesuai dengan bentuk cetakan).
5. Teknik Cetak. Seperti teknik cor, cetakan dibuat terlebih dahulu, namun bahan tidak
harus dicor atau dituangkan, bahan lunak atau sedang dapat langsung dijepit
menggunakan cetakan Bivalve yang memiliki dua sisi simetris seperti kerang.
Nilai Estetis
Nilai estetis dalam karya seni rupa terbagi menjadi 2 yaitu nilai estetis objektif dan nilai
estetis subjektif. Adapun pengertiannya adalah :
Nilai estetis objektif
Memandang keindahan sebuah karya seni rupa berada pada karya seni itu sendiri secara
eksplisit atau kasat mata. Selain itu pandangan bersifat objektif akan menilai bagaimana
keindahan fisik karya tersebut jika dinilai berdasarkan efektifitas penerapan unsur dan prinsip
seni rupa yang digunakan. Keindahan semacam ini tersusun dari komposisi yang baik, perpaduan
warna harmonis, penempatan objek yang seimbang dan tampak menyatu, dsb.
Nilai estetis subjektif
Keindahan ditentukan oleh selera penikmatnya. Misalnya ketika seseorang melihat karya
abstrak, ia tidak dapat menemukan nilai estetis dari penataan unsur rupa pada karya tersebut
dan menganggap karya itu jelek dan terlalu mudah untuk dibuat. Ia merasa anak kecil pun
sanggup membuat karya seperti itu. Meskipun terasa sangat nyata, namun sayangnya penilaian
tersebut sangatlah tidak kritis. Sebelum menghakimi suatu karya buruk, nilai dulu secara objektif.
Jika unsur dan prinsipnya memang tidak menunjukkan karya yang baik, maka mulai cari sisi lain
seperti apa konsep dibalik karya tersebut.
SENI RUPA 3 DIMENSI / Seni Patung Kelas X Page | 4