Page 44 - E-MODUL KEANEKARAGAMAN HAYATI KELAS X SMA/MA
P. 44
B. Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia diatur oleh UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya dan UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dengan tiga asas,
yaitu tanggung jawab, berkelanjutan, dan bermanfaat. Konservasi keanekaragaman hayati dapat dilakukan
secara in situ maupun ex situ. dilakukan di habitat aslinya, yaitu dengan mendirikan cagar alam, taman
nasional, suaka margasatwa, taman hutan raya, dan taman laut. Contohnya, cagar alam Rafflesia di
Bengkulu dan suaka margasatwa Pulau Komodo. Konservasi ex situ adalah usaha pelestarian yang
dilakukan di luar habitat aslinya, yaitu dengan mendirikan kebun raya, taman safari, kebun koleksi, atau
kebun binatang. Contohnya, Taman Safari Puncak dan Kebun Raya Bogor.
Dari hasil kerja sama dengan lembaga konservasi internasional, telah dilakukan pengembangan kawasan
konservasi menjadi cagar biosfer. Cagar biosfer adalah kawasan dengan ekosistem terestrial dan pesisir
yang melaksanakan konservasi biodiversitas melalui pemanfaatan ekosistem yang berkelanjutan. Cagar
biosfer di Indonesia berdasarkan ketetapan UNESCO (United Nations Educational, Scientific and
Cultural Organization), antara lain Kebun Raya Cibodas dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango,
Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Lore Lindu, Taman Nasional Tanjung Puting, Taman
Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Siberut, Taman Nasional Bukit Batu, dan Taman Nasional
Wakatobi.
1. Konservasi Secara In-situ
Menurut Pujianto. (2016) Pelestarian in-situ dilakukan di habitat asli suatu bewan atau tumbuhan. Contoh
pelestarian in-situ adalah:
a. Taman wisata alam, pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekrasi alam.
Misalnya taman mangrove kapuk di jakarta utara
b. Taman nasional, kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli. Misalnya taman nasional
ujung kulon, taman nasional kerinci, tanjung puting dan taman nasional bunaken
c. Cagar alam, kawasan suaka alam yang mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa serta ekosistemnya.
Misalnya cagar alam rafflesia di Bengkulu, cagar alam Lorentz di irian jaya dan cagar alam tongkoko
batuangus disulawesi
d. Suaka margasatwa, keanekaragaman dan keunikan jenis satwa untukkelangsungan hidupnya dapat
dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.Misalnya suaka margasatwa pulau komodo
e Hutan lindung, sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah
banjir, mengendalikan erosi dan memelihara buran tanah
1 2
Gambar 26. Contoh konveksi In-situ di indonesia 1) Cagar Alam Pananjung Pangandaran di Jawa Barat 2) Taman nasional
Komodo
Sumber : ridho lutfi (2019) dan pontas (2018)
37