Page 105 - E-MODUL HORTIKULTURA
P. 105
dilubangi (tempat penanaman) dengan jarak antar lubang 15 cm. Untuk
memperkokoh tanaman, maka sebelumnya tanaman dijepit dengan spon berbentuk
kubus dengan ukuran 3x3x4 cm dan telah dibelah bagian tengahnya sebagai tempat
penjepit batang. Untuk penanaman bibit pada sistem irigasi tetes atau siraman, bibit
yang telah siap tanam kita tanam dalam polybag atau pot yang telah berisi medium
yang diinginkan.
3. Pembuatan Larutan Nutrisi
Mencampurkan larutan nutrisi hidroponik (excell) dengan perbandingan 1 ml
larutan nutrisi dicampukan dalam 1000 ml air.
4. Pemberian Larutan Nutrisi
Larutan nutrisi dalam NFT dan DFT dialirkan dari bak nutrisi yang sekaligus
sebagai bak penampung nutrisi, kemudian dilanjutkan kesaluran penanaman (inlet).
Nutrisi yang tidak terpakai dialirkan kembali ke bak penampungan atau bak nutrisi
melalui saluran keluar (outlet). Sedangkan untuk sistem irigasi tetes atau siraman
nutrisinya dialirkan dari bak nutrisi dan kebutuhan nutrisi diatur sesuai dengan
kebutuhan nutrisi bagi tanaman atau lansung disiramkan pada medium.
5. Pemeliharaan
Mempertahankan pH larutan nutrisi supaya tetap stabil (6-6,5). Jika pH
larutan nutrisi lebih rendah dari 6, maka harus segera diberi basa dengan cara
menambahkan kalium hidroksida cair sebanyak 5% dari 1 liter larutan. Sedangkan
apabila pH larutan nutrisi melebihi 6,5, maka larutan nutrisi perlu dibubuhi asam
fosfat sebanyak 1,9% dari 1 liter larutan. Mepertahankan ketinggian larutan nutrisi
pada ketinggian 3 cm untuk NFT dan 5 cm untuk DFT dari dasar talang. Sedangkan
untuk sistem medium agar dipertahankan kelembaban melalui melalui nutrisi yang
diberikan. Cara hidroponik harus selalu berupaya menghindari adanya serangan
hama atau penyakit maupun gulma, karena kebersihan tempat dan perlindungan
terhadap tanaman perlu diperhatikan baik melaui sterilisasi alat maupun medium
yang digunakan.
104