Page 52 - MRK DES 18
P. 52
Dia mengaku meskipun tidak menguasai ilmu Lebih lanjut dia mengatakan usai berkuliah di Korea
teknik sipil namun fokusnya sejak kuliah adalah Selatan membuatnya memiliki banyak kesempatan
tentang utilitas bangunan saat menyelesaikan tugas untuk berkarir di sana. Bahkan dalam salah satu
akhir semasa di Jurusan Teknik Mesin Universitas negosiasi gaji dia sempat ditawari gaji nominal
Indonesia, Depok. Fokus yang sama juga berlanjut ratusan juta per bulannya. Namun niat membangun
sewaktu kuliah S2 di Kookmin University, di Korea negeri lebih besar sehingga akhirnya dia kembali ke
Selatan. Sewaktu S2 di Korea dia mendalami tentang Indonesia. “Setelah kembali saya hanya ingin kerja
lingkungan bangunan yaitu menjaga tata udara di Perumnas bukan lainnya seperti BUMN migas.
dalam ruangan tetap terjaga dengan sistem AC meskipun orang tua saya memaksa tapi saya hanya
dan ventilasi secara efektif dan efisien. “Studi saya minat kerja di Perumnas untuk bikin bangunan atau
tentang instalasi ruang seperti bagian mekanikal, kawasan. Yang penting saya kerja dengan totalitas
elektrikal, pipa, dan AC. “Kebetulan waktu S1 minat dan rasanya rejeki sudah diatur,” ujarnya.
saya adalah tentang fire fighting building atau
mencegah kebakaran gedung,” ujarnya. Dia juga menjelaskan perjalanan karirnya
dihabiskan di Sumatera Utara baik di Kantor
Dia merampungkan studi sarjana dari tahun 2009- Cabang dan juga di Sukaramai dengan total durasi
2013 sedangkan untuk kuliah S2 diselesaikan dari dua tahun. Menurutnya secara ilmu konstruksi
tahun 2014- 2016. Pilihan masuk ke teknik mesin perumahan di dalam negeri, sudah sama dengan
disebutnya melalui proses menimbang kemampuan yang diterapkan di luar negeri. “Kalau di Indonesia
diri. Kemudian karena suka ilmu fisika dulu waktu standar bangunan ditentukan Kemenpu PR, tapi
SMA. Dulu masih galau dapat rekomendasi guru dilihat lagi daftar pustaka menggunakan referensi
SMA untuk masuk kuliah jurusan mesin. Intinya luar negeri tinggal perdalam ilmu,” ujarnya.
saya sudah konsultasi dengan guru cocoknya
dimana “Tapi saya lulus sarjana di usia 20 tahun Dia juga mengatakan pengalaman semasa kuliah di
masih muda. Lalu saya mencari beasiswa karena Korea Selatan cukup menarik. Sebagai mahasiswa
diterima kuliah di Korea Selatan,” ujar pria kelahiran lumayan melelahkan di sana terutama dari faktor
September 1992 ini. cuaca. Kuliah di sana merupakan beasiswa dari
Kemenristek dari Korea. Dia mengaku di sana
dirinya menjadi karyawan penelitian sehingga
banyak kegiatan penelitian. “Bukan seperti
mahasiswa disini. Hasil penelitian itu syarat lulus
kami.” ujarnya.
52 Desember 2018 | Rumah Kita