Page 58 - Fikih MI KMA 183 - Kelas 5
P. 58
Rasulullah Saw. bukanlah seorang utusan bergelimang harta sekalipun beliau
menduduki jabatan yang tinggi di Madinah. Rasulullah Saw. mendatangi istrinya untuk
mencari sesuatu untuk di berikan kepada peminta-minta yang kelaparan.
Salah satu istri beliau yang dikunjungi berkata ” wahai Rasul, di rumah tidak ada
secuil makanan, hanya ada minuman. Kemudian Rasulullah Saw. keluar mendatangi istri
yang lain untuk mendapatkan secuil makanan. Namun jawaban masing-masing istri beliau
sama dengan jawaban istrinya yang di datangi pertama.
Setelah itu Rasulullah Saw. keluar menemui para sahabat dan bertanya ” siapakah
yang bisa menjamu tamu ini, pasti Allah akan merahmatinya”. Di antara para sahabat itu ada
seorang sahabat dari Anshor, dia berkata begini ” ya Rasulullah, akulah yang menjamu tamu
tuan”
Kemudian tamu itu dibawa ke rumahnya, sesampai di rumah sahabat anshor berkata
pada istrinya ” adakah makanan untuk tamu Rasulullah Saw. ini” istrinya menjawab ”
secuilpun tidak ada makanan untuk persiapan kita sendiri, kecuali ada beberapa makanan
untuk anak-anak kita.
UJI PUBLIK
Lelaki anshor berkata ” tidurkan anak-anak kita lalu siapkan makanan untuk tamu
yang hanya cukup untuk tamunya. Jika makanan sudah siap dimakan matikan lampu dan aku
akan berpura-pura makan bersamanya”
Akibat menjamu tamu Rasulullah sahabat anshor, istri dan anak-anaknya semalam
tidak makan karena sudah dihidangkan pada tamunya. Kemudian sahabat anshor datang ke
rumah Rasulullah, dan Rasullah Saw. tersenyum.
Kisah teladan yang diambil dari buku The Fact History, Keajaiban Sedekah hal 89-90
42 FIKIH MADRASAH IBTIDAIYAH KELAS V