Page 5 - e-Book Bimbingan Karier HENI_fix Terakhir
P. 5
Ebook panduan untuk guru dan peserta didik
Materi
A.Realita Kasus
Kisah Seorang Anak Yang Salah Memilih Jurusan Setelah SMP
Agus, seorang siswa di SMPN 3 Suruh.Dia adalah siswa yang ramah, baik hati, dan
suka menolong.Rasanya semua hal baik tersandang dipundaknya. Setiap siswa dan Guru di
SMPN 3 Suruh pasti mengenalnya, bahkan ketika dimintai pendapat tentang Agus pasti
menjawab hal yang positif yaitu baik, pandai, dan tepat waktu. Sayangnya, Agus orangnya
kurang tegas dan cenderung mengikuti perintah orang lain tanpa bisa mengambil keputusan.
Ketika ia berada di kelas 9, Agus mulai merasa bingung dan bimbang terhadap masa
depannya. Agus masih bingung akan melanjutkan ke sekolah mana. Dari segi kemampuan,
sebenarnya ia bukan anak yang sangat pandai dibidang pelajaran khususnya MIPA. Ia sangat
suka bersosialisasi dan belajar mengenai sejarah.
Orang tuanya meminta untuk melanjutkan ke SMA di bidang peminatan IPA karena
orang tua berpikir jika anak IPA akan mudah melanjutkan ke berbagai bidang serta keinginan
orang tua Agus untuk menguliahkan di fakultas kedokteran. Padahal Agus kurang mampu di
bidang IPA. Agus kemudian melanjutkan ke SMA jurusan peminatan IPA (lmu Pengetahuan
Alam) di salah satu SMA terfavorit di kota Salatiga. Tetapi yang terjadi di SMA adalah Agus
merasa tertekan dan stress karena tidak dapat mengikuti pembelajaran sebaik teman-teman
lainnya. Sebenarnya Agus bukan orang bodoh tapi sepertinya dia salah jurusan. Dampaknya
adalah ia tidak bisa mengikuti pelajaran dan tidak naik kelas. Akhirnya ia pindah sekolah
tetapi dalam kondisi “down”. Orang tua pun menyesal telah memaksakan kehendak mereka
dan kurang mengenali kemampuan Agus. Seandainya Agus diberikan kesempatan masuk
jurusan IPS (Ilmu Pengetahun Sosial) pasti akan lebih berkembang dan mendapatkan hasil
terbaik.
Oleh karena itu, kenali bakat, minat, dan kemampuanmu untuk kelanjutan studimu.
Jangan hanya termakan gengsi atau pikiran jurusan tertentu akan mudah melanjutkan ke studi
berikutnya karena tiap peminatan punya jalannya sendiri. Jangan sampai seperti Agus yang
hanya menurut saja tanpa ada pertimbangan kemampuan.
5 Oleh Suriyah Nugraheni, S.Pd