Page 40 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 40

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                Laboratorium  Bakteriologi  Pegangsaan  Timur  16.  Peserta  yang  hadir
                adalah Darwis, Johar Nur, Subadio, Subianto, Margono, Aidit, Sunyoto,
                Abubakar  Lubis,  Eri  Sudewo,  Wahidin,  Karimudin,  Suroto  Kunto,
                Pardjono,  Wikana  dan  Armansyah  datang  menyusul.  Pertemuan
                tersebut  merundingkan  bagaimana  menghadapi  Sukarno  dan  Hatta
                agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia atas kehendak
                rakyat,  tanpa  ikatan  apapun  dengan  Jepang.  Para  pemuda  akhirnya
                sepakat untuk berangkat ke Pegangsaan Timur 56. Kelompok pemuda
                yang lain, Chairul Saleh dan kawan-kawan, pergi ke Menteng Raya 31
                untuk menemui Sukarno dan beberapa perwira Peta.
                        Malam  harinya  (sekitar  pukul  21.30),  ketika  Hatta  sedang
                mengetik naskah pernyataan kemerdekaan yang akan dibagikan kepada
                anggota PPKI besok pagi, datang Mr. Subardjo dan mengajak pergi ke
                rumah Sukarno. Atas desakan para pemuda, yang mulai berkuruman di
                kediaman  Sukarno,  Mr.  Subardjo  meminta  pernyataan  kemerdekaan
                disuarakan  malam  itu  juga  melalui  corong  radio.  Mengapa  para
                pemuda  bersikukuh  agar  kemerdekaan  Indonesia  diumumkan  segera?
                karena  mereka  tidak  mau  Indonesia  merdeka  dicap  buatan  Jepang.
                Mereka  mau  Indonesia  merdeka  buatan  Indonesia  sendiri,  sehingga
                malam itu juga Sukarno atas nama pemimpin rakyat memproklamasikan
                kemerdekaan Indonesia sebelum pukul 24.00. Namun Sukarno dengan
                tegas  menolak  gagasan  itu,  begitu  juga  Hatta.  Dalam  perdebatan
                malam itu Wikana mengatakan:


                      ―Apabila  Bung  Karno  tidak  mau  mengucapkan  pengumuman
                      kemerdekaan  itu  malam  ini  juga,  besuk  pagi  akan  terjadi
                      pembunuhan dan penumpahan darah. Mendengar ancaman itu,
                      Sukarno  naik  darah,  menuju  ke  Wikana  sambil  menunjukkan
                      lehernya dan berkata, ―Ini leherku, seretlah aku ke pojok sana dan
                      sudahilah  nyawaku  malam  ini  juga,  jangan  menunggu  sampai
                      besuk‖.  Wikana  rupanya  terperanjat  melihat  sambutan  Sukarno
                      yang  tidak  disangkanya  lalu  berkata,  ―maksud  kami  bukan
                      membunuh bung, melainkan kami mau memperingatkan apabila
                      kemerdekaan  Indonesia  tidak  dinyatakan  malam  ini  juga,  besuk
                      rakyat akan bertindak dan membunuh orang-orang yang dicurigai
                      yang dianggap pro-Belanda seperti orang-orang Ambon dan lain-
                           14
                      lain‖.



                28
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45