Page 84 - E-MODUL KONSEP DASAR IPA TERINTEGRASI
P. 84
Berdasarkan persamaan-persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa
rangkaian seri berfungsi sebagai pembagi tegangan.
b. Susunan paralel
Selain rangkaian seri, dalam elektronika dikenal lagi rangkaian paralel.
Pengkabelan pada rumah-rumah dan gedung-gedung diatur sehingga semua
peralatan listrik tersusun paralel. Rangkaian paralel berbeda dengan rangkaian
seri, di mana pada rangkaian seri hanya salah satu kaki dari resistor yang
menyambung dengan resistor lainnya sedangkan pada rangkaian paralel kedua
ujung-ujung kaki resistor saling bertemu (Gambar 12).
R1
R2
Gambar 10
Melihat Gambar 10 di atas, tentu akan timbul pertanyaan bagaimanakah
besarnya beda potensial pada ujung-ujung setiap resitor? Bagaimanakah besarnya
hambatan pengganti pada kedua resistor tersebut?
Menyikapi permasalahan pertama, kita sering berasumsi bahwa besarnya beda
potensial pada ujung-ujung resistor bergantung pada besarnya hambatan tiap
resistor. Oleh karena itu, jika hambatan kedua resistor adalah sama (R1=R2), maka
besarnya beda potensial pada ujung-ujung kedua resistor akan sama pula (V2>V1).
Sedangkan jika R1>R2, maka V2>V1. Menanggapi permasalahan kedua, kita sering
berasumsi bahwa besarnya hambatan pengganti pada rangkaian paralel sama
dengan jumlah hambatan total pada rangkaian tersebut. Pikiran-pikiran semacam
itu adalah miskonsepsi. Untuk menyelidiki besarnya beda potensial pada
ujung-ujung setiap resistor pada rangkaian parallel dapat dilakukan kegiatan
berikut.
bahwa dalam rangkaian paralel besarnya beda potensial pada masing-
masing resistor adalah sama dan tidak bergantung pada besarnya hambatan
tersebut. Dengan menggunakan Hukum I Kirchhoff diperoleh bahwa
I 12 = I + I
1
2
Dengan menggunakan hukum Ohm, maka didapat:
V = V + V
R 12 R 1 R 2
1 1 1
V = V +
R 12 R 1 R 2
1 = 1 + 1
R 12 R 1 R 2
Jadi, hambatan gabungan dalam rangkaian seri (RP) untuk beberapa
resistor dapat dituliskan sebagai berikut.
81