Page 84 - SEJARAH KEBUDAYAAAN MALUKU
P. 84

karena  ciri-ciri  politiknya  (sebagai  pusat-pusat  kerajaan),
             sedangkan wilayah  sekitarnya  memiliki  arti  demografi  dan
            ekonomi yang lebih penting.

                Pulau-pulau lainnya tidak penting di masa voe, yaitu pulau
             Seram dengan kepulauan Gorong dan Seram laut di timurnya,
            pulau-pulau kecil lainnya di sebelah baratnya, serta pulau Buru.
            Pulau-pulau ini selalu diawasi melalui Hongi yang dikerahkan
            sewaktu-waktu,  untuk  mencegah  terjadinya  penyelundupan
            cengkeh dari pulau-pulau inti tersebut.

                Kepulauan Ambon dan Uliase  (sering juga disebut Lease)
            menjadi penting karena sejak pertengahan abad ke-17 oleh voe
            dijadikan wilayah monopoli produksi cengkeh yang dipindahkan
            dari  Maluku  Utara.  Sejak itu  hingga tahun  1862  kepulauan
            Ambon dan Uliase menjadi satu-satunya produsen cengkeh bagi
            Belanda,  sedangkan  wilayah  asli  cengkeh  di  Maluku  Utara
            menjadi daerah larangan produksi cengkeh. Monopoli produksi
            pala dibangun oleh VOe di  kepulauan Banda.  (Hanna,  1983).
            Perpindahan  dari  Maluku  Utara  ke  Maluku  Tengah  itu
            berlangsung  melalui  suatu  peperangan  yang  cukup  lama
            (berselang-seling  masa  damai  sepanjang  50  tahun  dari  1600
            hingga 1650).  Kejadian ini dicatat oleh seorang pejabat voe,
            Arnold de Vlaming van Oudshoorn, yang dari tahun 164 7 hingga
            tahun 1650  menjabat  sebagai Gouverneur van  Ambon,  tetapi
            hingga tahun 1661 masih berada di wilayah itu untuk mengawasi
            jalannya peperangan, dibukukan sebagai Ambonsche Oorlogen
            (Perang Ambon).  Selain itu G.E.  Rumphius, seorang pegawai
            voe yang  berkedudukan  di  Hila  dan  banyak  berjasa  bagi
            perkembangan ilmu pengetahuan, juga membukukannya dalam
            Ambonsche Historie-nya.  (Rumphius, 1910).

                Dalam masa voe yang berlangsung sekitar dua abad itu
            terbentuklah suatu masyarakat perkebunan cengkeh yang khas
            di Maluku Tengah.  (Knaap, 1997). Sistem pemukiman (negeri)
            dan  pemilikan  tanah  direkayasa  demi  kelangsungan  sistem
            perkebunan  itu.  Struktur negeri  ditata  sedemikian  rupa
            sehingga  penduduk  dapat  dikerahkan  dengan  efisien  untuk
            kepentingan perkebunan dan kepentingan pengerahan tenaga



                                            68
   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89