Page 107 - PENDIDKAN AGAMA KRISTEN PROSTESTAN KELAS VIII
P. 107

yang kita anggap terbaik, atau yang sesuai dengan selera kita.  Contoh pertama,
                 bila  kita  berada  di  sebuah  restoran  atau  rumah  makan,  dan  pelayan  restoran
                 menyodorkan menu yang berisi daftar makanan yang tersedia, kita diminta untuk
                 memilih makanan apa yang mau dipesan. Tentunya kita memilih makanan yang
                 kita sukai sehingga makanan itulah yang kita pesan.  Contoh kedua, kamu hendak
                 membeli sepatu sekolah karena sepatumu sudah rusak. Saat berada di toko sepatu,
                 kamu pasti akan melihat-lihat dulu model sepatu apa yang cocok untuk dijadikan
                 sepatu sekolah.  Selain model, tentu kamu juga memilih warna yang sesuai, yang
                 boleh dipakai di sekolah. Memilih dilakukan karena ada beberapa yang tersedia,
                 dan tidak mungkin kita mengambil semua yang ada.
                    Memilih untuk bersyukur dapat diibaratkan seperti contoh cerita Ibu dan
                 rumahnya di atas.  Ada sejumlah pilihan dan kita diminta untuk memilih bersyukur,
                 karena ini adalah yang terbaik, yang paling sesuai dengan keadaan kita. Hidup
                 bersyukur itu pilihan, tidak tergantung pada situasi dan kondisi di luar diri kita.
                 Dalam keadaan susah dan berat pun kita harus bersyukur. Dalam pelajaran kali ini,
                 kita dapat melihat pada keteladanan dari Nabi Yeremia dan Nabi Habakuk, mereka
                 berdua adalah contoh orang-orang yang dapat tetap bersyukur sekalipun tengah
                 mengalami kesusahan.
                    Apa yang istimewa pada Nabi Yeremia?  Yeremia lahir dan dibesarkan di sebuah
                 desa yang bernama Anatot, terletak enam kilometer arah timur laut dari Yerusalem.
                 Ia adalah putra seorang imam. Yeremia memberitakan firman Tuhan mulai dari
                 zaman Raja Yosia dari kerajaan Yehuda, dilanjutkan dengan Raja Yoyakim dan
                 Raja Zedekia (keduanya anak dari Raja Yosia), hingga kemudian bangsa Israel dan
                 penduduk  Yerusalem serta  Yehuda mengalami pembuangan ke negeri Babel.
                 Seluruh seruan nabi Yeremia (bisa dibaca di Kitab Yeremia) menunjukkan kegigihan
                 Yeremia dalam menghadapi bangsa Israel dan Yehuda yang keras kepala, tidak taat,
                 dan terus menerus hidup menyimpang dari jalan Tuhan. Selama masa tugasnya,
                 Yeremia tidak jemu-jemu memperingatkan bangsanya agar bertobat dan
                 meninggalkan dosa mereka sebab kalau tidak, hukuman Allah akan segera turun
                 atas mereka. Akan tetapi, tidak satu pun perkataan Yeremia yang didengarkan oleh
                 mereka, bahkan, mereka justru berulang kali melakukan penghinaan terhadap
                 Yeremia. Hal yang lebih menyakitkan hati adalah bahwa imam yang bekerja di
                 rumah Tuhan justru menganiaya Yeremia karena perkataanya yang mengajak agar
                 bangsa Yehuda bertobat (bisa dibaca di Yeremia 20).
                    Tidak ada yang lebih menyakitkan, selain ketika kebaikan tidak diterima dengan
                 sukacita, tetapi justru dibalas dengan keburukan. Begitulah yang dialami oleh
                 Yeremia dari bangsanya. Bahkan begitu beratnya penderitaan Yeremia, sampai-
                 sampai ia  pun berkata demikian: “Sangkaku: hilang lenyaplah kemasyhuranku dan
                 harapanku kepada Tuhan” (Ratapan 3:18).



                  98        Kelas VIII SMP
   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112