Page 233 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 233
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
tuntutan itu sangat moderat dan terlebih lagi hanya tercermin dalam
kehendak yang telah dipupuk oleh GAPI dan dinyatakan dalam
manifesto mereka, serta petisi GNI dari Yamin yang ditujukan kepada
Staten General. Semangat Mei 1940 setidaknya bagi para nasionalis
yang duduk di dewan hanyalah masa yang pendek saja. Pengumuman
pemerintah tentang pembentukan komisi kecil yang akan ditugaskan
melakukan survei aspirasi politik yang hidup di antara berbagai macam
kelompok penduduk tidaklah terdapat dalam ikhtisar Wiwoho. 496
Komite tersebut merupakan semacam komite pencari fakta
yang terdiri dari sejumlah orang yang mempunyai kemampuan,
sehingga sesungguhnya dapat menjadi pengurang rasa sakit bagi
kaum pergerakan untuk tetap berada pada garis perjuangannya. Hal ini
dibatalkan dengan tegas oleh Thamrin dalam pidatonya yang berbahasa
Indonesia, sebagai berikut:
“Dalam memori van Antwoord (memori
jawaban) pemerintah menerangkan motie-Wiwoho
dan motie-Soetardjo minta mengadakan commissie,
sekarang pemerintah telah mengadakan commissie:
mengapa ra’yat Indonesia masih goesar tidak
membantoe (Soetardjo interjects: ‘Rewel’), Boekan
sadja rewel. Saja kira dasarnja commissie visman
Semangat Mei tidak sesoeai dengan yang diminta oleh motie
1940 setidaknya Wiwoho dan motie Soetardjo, sebab tindakan jang
bagi para diadakan itoe memboeang tempo sadja.” 497
nasionalis yang
Maka, seperti yang telah disampaikan oleh Wiwoho beberapa
duduk di dewan bulan sebelumnya, jurang antara kaum nasionalis dengan pemerintah
hanyalah masa sulit untuk dijembatani. Di samping karena adanya perbedaan
yang pendek saja. persepsi antara Barat dan Timur, Pemerintah Kolonial tidaklah bekerja
berdasarkan norma yang diterimanya sendiri mengenai demokrasi.
Perdana Menteri Belanda yang baru, Gerbrandy, belakangan ini telah
mengabaikan demokrasi Barat, sehingga mengarahkan struktur
pemerintahan kepada bentuk yang lebih otoriter. 498
Pemerintah Kolonial Hindia Belanda begitu menentang, menolak
penggantian kata “Nederlands Indies” dengan “Indonesia”, dan dalam
waktu yang sama menganjurkan penggunaan kata “Inlander” (Pribumi).
496 Handelingen Voksraad 1940-1941, hlm. 558
497 Handelingen Volksraad 1940-1941, hlm. 784
498 Handelingen Volksraad 1940-1941, hlm. 1235
dpr.go.id 230
A BUKU SATU DPR 100 BAB 03 CETAK.indd 230 11/18/19 4:50 AM

