Page 309 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 309
Chuo S angi-In 1942 – 1945
Usul berikutnya diajukan oleh K.H. Dewantara dan Suryadiningrat,
yaitu mengenai pendidikan. Hal ini diusulkan sehubungan dengan
banyaknya anak-anak yang belum bersekolah dan banyaknya pelajar
sekolah menengah yang terpaksa meninggalkan bangku sekolah karena
kekurangan biaya. Usul ini dirundingkan dalam Panitia Istimewa, yang
kemudian memutuskan:
1. Agar di kota-kota dan di desa-desa diperluas Sekolah Dasar
dan Sekolah Menengah serta sekolah-sekolah lainnya, baik
untuk laki-laki maupun perempuan, dengan bantuan tenaga
Usul mengenai dan benda dari pihak rakyat. Maka, hendaknya Osamu Seirei
No. 22 Juli 1943 yang telah diubah dengan Osamu Seirei
perbaikan keadaan No. 14 dan 16 April 1944 tentang Pendidikan Rakyat, diubah
pekerja dan masalah sedemikian rupa, sehingga rakyat diperbolehkan mendirikan
pemasukan barang dan mengusahakan sekolah menengah sebagai bantuan
kepada pemerintah untuk mencapai kemenangan akhir dan
tidak mendapat kemerdekaan Indonesia yang berdaulat; dan
perhatian dari 2. Hendaknya pemerintah memberikan bantuan pengajaran
pemerintah untuk pemuda rakyat jelata di Jawa dan Madura yang pandai.
pendudukan Pada tingkatan perang yang akan menentukan kalah atau
menang dan untuk mencapai negara Indonesia Merdeka, seluruh
Jepang.
gerakan rakyat Indonesia perlu diperkuat dan dipersatukan, dan untuk
itu Chuo Sangi-in mengusulkan agar dua organisasi, Jawa Hokokai dan
Masyumi, dipersatukan. Selain usul-usul tersebut di atas, pada Sidang
Ketujuli ini diajukan mosi tentang perjuangan dan semboyan “merdeka
atau mati”. Dengan dibacakannya mosi ini, maka Sidang Ketujuh Chuo
Sangi-in ditutup.
Selanjutnya, dapat dipahami bahwa tindakan yang diambil
Pemerintah Pendudukan Militer Jepang selaras dengan usul yang
diajukan Chuo Sangi-in. Tentang perluasan latihan militer, Jepang
tetap menolak melatih lebih dari beberapa orang Indonesia dengan
senjata yang sesungguhnya. Umumnya, orang Indonesia hanya
dilengkapi dengan bambu runcing atau senapan kayu karena Jepang
mengkhawatirkan potensi pemberontakan yang dipicu oleh seringnya
orang Jepang berlaku kejam terhadap orang Indonesia. Di Iain pihak,
pemimpin Indonesia menginginkan latihan militer yang lebih baik bagi
rakyat Indonesia untuk mempersiapkan diri bagi kemerdekaan, baik
melawan Belanda maupun melawan Jepang sendiri.
Usul mengenai perbaikan keadaan pekerja dan masalah
SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 307
REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
A BUKU SATU DPR 100 BAB 04 CETAK BARU.indd 307 11/18/19 4:51 AM

